Cerita Santuy Ramadan (6)

"Kak...dik..., ayah pusing tidak bisa jadi imam malam ini, baru saja minum obat, biar istirah dulu, nanti jika sudah enak mungkin ayah tarawih sendiri, kita bagaimana?", suaraku memecahkan keramaian ketiga puteriku yang sedang menikmati kriuknya krupuk plus kecap 🤭

"Kak Ina siap bun jadi imam, tidak apa-apa karena tidak ada yang cowok lagi di sini", celetuk tegas dari putri kedua kami 👍

Menurut kami, dia memang paling PD, dan kakaknyapun mengakui kemampuan bacaan dan lain-lain insyaAllah fasih, Alhamdulillah.

Sholat tarawih kedua, jantungku berdebar, mata ingin meleleh, berandai-andai dan membayangkan, jika yang ada di depanku, imamku saat ini adalah Uwais Al Qorni (Ikhtiar), yang menggantikan ayahnya sebagai imam sholat kwmi 😭

Iya, Ikhtiar adalah putra kedua kami, Allah meminjamkan hanya 3 hari, Alhamdulillah pernah diberi kesempatan itu, kami ikhtiar sekuat jiwa dan raga, ternyata Allah lebih mencintainya 😭, dan benar-benar kami harus ikhlas.

Mengapa Uwais Al Qorni (Ikhtiar)?. Yup...kami sepakat jika yang kedua lahir laki-laki, nama Uwais yang kami sematkan untuknya, berharap putra kami menjadi seperti sosok Uwais di zaman Rasullullah SAW, kesolehan dan sangat berbakti kepada Ibunya.

Kami selalu berdoa, mengharapkan diberi amanah laki-laki, akhirnya nama Uwais tetap kami save. Semoga Ikhtiar berada ditempat terindahNya. Aamiin.

Ternyata nama Uwais hanya bisa kami simpan dalam hati karena Alhamdulillah kami diberi 3 amanah (nomor 1, 4, & 5) yang cantik-cantik dan semoga cantik juga hatinya..solehah.  Aamiin. 

Cerita si nomor 2 adalah Uwais, si nomor 3 siapa yaaa, masih ada nomor 6 dan 7, tapi disave saja aah 🤭