Ko Rona

Oleh: Estu Puji Handayani (#Tantangan hari ke-9)

Deringan handphone keras terdengar beberapa kali pada saat Covido menyirami tanaman. Iya bergegas lari menghampiri suara ringtone lagu "Tegar by Rosa". Dilihat sudah panggilan ketiga, nomor yang tidak dikenal kembali nongol dilayar android.

"Halo, selamat sore, betul ini nomor mas Covido, ini kami dari polres kota, memberi info atas nama Ronalia mengalami kecelakaan di Jalan PB. Sudirman, saya telepon anda karena di hp Ronalia nomor anda ada di nomor dua panggilan terakhir setelah nama Komadi, tetapi saya mencoba nenghubungi atas nama Komadi, hp tidak aktif, anda ada hubungan keluarga dengan Ronalia", suara bapak-bapak tegas dari pihak kepolisian.

"Iya bapak, terimakasih informasinya, saya tetangganya pak, siap nanti saya sampaikan kepada Komadi, tunangannya", timpal Covido.

Perbincangan Covido dan pak polisi lumayan singkat, begitu diakhiri, Covido lanjut menghubungi Komadi, tetap tidak ada respon juga. Covido mengeluarkan motornya melaju menuju rumah Komadi yang berjarak 10 km.

Covido dan Komadi melaju 80 km/jam ke rumah sakit Bayangkara, tempat dimana Ronalia dirawat, sesuai informasi dari polres, mereka berdua lansung ke UGD. Wajah Rona pucat, mata terpejam, tidak ada gerakan apapun pada tubuhnya, rok bagian lutut kanan sobek, dan baju pas siku kanan juga. Meliha tetesan darah di telinga dan hidung Komadi tak kuasa bicara, hanya mata memerah yang mewakili kesedihannya.

"Ko di sini Rona, bangunlah undangan pernikahan kita sudah beredar", ujar Komadi dengan lirih berbisik di telinga Ronalia.

Belum puas Komadi mengungkapkan kesedihannya pada Ronalia yang tidak merespon genggaman tangannya, petugas rumah sakit meminta ijin untuk membawa Ronalia ke rumah sakit kota sebelah yang alatnya lebih lengkap.

"Hhmm Rona.., Ko siap mendampingimu sampai kita bisa memasang hiasan nama KO & RONA di dekor pengantin kita", Komadi tidak sadar jika dia berucap begitu, sambil mendorong dipan menuju mobil ambulance.

Bondowoso, 9 Juli 2020