Merubah kesan sebagian siswa “No” pada pelajaran matematika merubah menjadi “Yes” butuh suntikan-suntikan asyik, selain berusaha mengemas proses pembelajaran yang mampu membuat siswa antusias, keinginanku terindah adalah “saya harus bagaimana agar bisa menjadi guru yang selalu diharapkan kehadirannya dihadapan siswa, hehe ngiri dengan guru olahraga”. Suntikan yang berbeda disetiap 7 menit diakhir pembelajaran (dimunculkan saat mereka sudah merasa gimanaa gitu.../bisa setiap 2-4 minggu sekali) adalah salah satu cara jitu agar mereka mengharapkan matematika setiap saat. Kali ini mengharap mereka mau bercerita bebas dihadapan teman sekelas tidaklah mudah, akhirnya pancingan dengan sebuah pertanyaan, pernahkan kalian mendapat uang/upah dari hasil kerja kalian sendiri?.

Kuawali 1 menit ceritaku: saat SD kelas V tugas rutin menjual hasil kebun orang tua, pernah berjualan sirih ke pasar, yang biasanya lancar habis diambil tengkulak, hari itu tidak laku karena sirihnya kaku disebabkan sore sehari sebelumnya tidak saya siram, "tidak disiplin"

Muncullah satu-persatu mereka bersuara dengan cerita sederhana mereka:

Rohid: Bekerja di bengkel sepulang sekolah sampai sore, plus hari minggu full 1 hari mendapat uang Rp.100.000,00 dan bonus makan siang.

Jakfar: Ngamen di kota sebelah dengan 2 temannya hari minggu mulai pagi sampai sore minimal mendapat uang Rp.80.000,00 dan pernah mendapat Rp.250.000,00.

Salsabila: Pernah juara lomba tari mendapat uang saku Rp.100.000,00.

Intan: Memenangkan lomba lari juara 1 mendapat hadiah Rp.1.000.000,00.

Erwin: Ikut pertandingan bola mendapat uang saku Rp.100.000,00.

Amelia: Memiliki ollshop, modal pinjam barang dagangan orang tua, bisa mendapat untung Rp.10.000,00 – Rp.15.000,00 per piece.

Cerita yang bisa menginspirasi teman sekelasnya, bisa menabung, menumbuhkan berbagai karakter yang muncul dari pengalaman masing-masing, salut dengan siswa-siswiku. Barokallah