Say No to Ghibah

TantanganGurusiana_Hari_Ke_13

Ghibah adalah hal yang paling mudah dijumpai. Dimanapun dan kapanpun. Awalnya iya sih, kalo pas ngumpul sharing masalah kerjaan, skincare atau masalah persoalan nilai dan prestasi anak-anak. Selanjut ghibah sering kali muncul tak di undang datang tanpa terduga. Bisa berawal dari "hei... kamu udah denger belum... (bla..bla)" tanpa terasa lisan begitu mudah menghakimi dan membeberkan aib orang lain. Saat berghibah sering kali kita gak sadar kalo sedang berghibah. Terkadang anehnya adapula diantara kita yang beralasan "Hei.. situ jangan sinis, kita gak lagi gosip, kita emang ngomongin kenyataan si A" misalnya. Padahal itulah yang dikatakan ghibah, mengatakan dan membuka aib orang lain tidak didepannya meski kadang kita anggap hanya untuk guyonan semata.

Lain cerita lagi membicarakan orang lain tentang keburukannya tidak didepannya dan dengan sedikit menambahkan hal dusta. Selamat kita telah sukses memperoleh dua dosa, ghibahnya dapet fitnahnya dapat. Padahal sudah sangat sering kita mendengar dan membaca seberapa dahsyat dosa ghibah. Iya seperti memakan daging saudara sendiri yang sudah bangkai. bukankah itu menjijikan?

Sebagaimana firman Allah : Adakah seorang di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya, (Surat Al-Hujurat ayat 12). (sumber: muslimah.or.id/9986-jagalah-lisanmu-dari-ghibah.html).

Buruknya perilaku berghibah juga sering kita lihat dan baca di hadist-hadis rasullullah. Diantaranya seperti hadist dibawah ini : “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “’Tahukah kalian apa itu ghibah?’ Lalu sahabat berkata: ‘Allah dan rasulNya yang lebih tahu’. Rasulullah bersabda: ‘Engkau menyebut saudaramu tentang apa yang dia benci’. Beliau ditanya: ‘Bagaimana pendapatmu jika apa yang aku katakan benar tentang saudaraku?’ Rasulullah bersabda: ‘jika engkau menyebutkan tentang kebenaran saudaramu maka sungguh engkau telah ghibah tentang saudaramu dan jika yang engkau katakan yang sebaliknya maka engkau telah menyebutkan kedustaan tentang saudaramu.’” (HR. Muslim no. 2589). (Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/102406/benarkah)

Bukankah mengerikan dosa ghibah? mari kita tahan diri untuk tidak membicarakan keburukan orang lain, sekalipun itu benar. Kecuali langsung kepada orang yang bersangkutan dengan cara yang santun dan tidak menyinggung, untuk tujuan mengingatkannya agar menjadi lebih baik lagi.

Karena sama sekali tidak ada keuntungan dari mengghibahi orang lain. Karena setiap kita punya aib, setiap kita punya kekurangan untuk apa sibuk membicarakan keburukan orang lain? Bukankah lebih beruntung kita sibuk dengan keburukan kita, dan senantiasauntuk berubah menjadi lebih baik.

Ini baru sebagian dari dosa ghibah. Ghibah memang terasa amat ringan dilakukan, tapi berat ganjaran dosanya. apakah kita ingin menjadi manusia yang merugi atau beruntung itu semua kembali pada kita.

Jika memang kita ingin menjadi orang yang beruntung mari mulai hari ini kita jauhkan diri dan tahan lisan dari berghibah.

yuukk.... stop ghibah. Ibu, Bapak, Kakak, Adik, Mas, Mbak dan teman-teman semua. 🤗🤗Kalau bukan kita yang merubah siapa lagi? kalau bukan sekarang kapan lagi?

Salam Hangat. Mari kita ciptakan lingkungan bebas ghibah.❤😘