Ernasari Fitriati

Saya adalah orang Kuningan Jabar yang mengajar di SMA Yos Sudarso Majenang Cilacap Jateng...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengenal Sindrom Wernicke Korsakoff

Mengenal Sindrom Wernicke Korsakoff

Sindrom Wernicke Korsakoff  (WKS) adalah kondisi gangguan otak yang disebabkan oleh kurangnya vitamin B1 atau tiamin. Tiamin berfungsi membantu otak dan sistem saraf mengubah gula menjadi energi. Kekurangan vitamin B1 akan mengganggu kerja otak dan sistem saraf, serta menyebabkan kerusakan otak, termasuk talamus dan hipotalamus.Nama lain sindrom Wernicke-Korsakoff adalah beri-beri kering. Sindrom Wernicke Korsakoff adalah gangguan jangka panjang berkelanjutan yang dapat merusak bagian otak yang berperan terhadap memori. Umumnya, seseorang dapat mengalami kekurangan vitamin B1 akibat gangguan penggunaan alkohol (kecanduan alcohol) dan malnutrisi. Hal ini juga sering terjadi pada orang yang tubuhnya tidak dapat menyerap makanan dengan baik (malabsorpsi). Kondisi tersebut dapat terjadi dengan penyakit kronis atau setelah operasi penurunan berat badan (bariatrik). Sindrom ini lebih sering terjadi pada pria, orang berusia 45–65 tahun, orang yang hidup sendirian, dan penderita gangguan mental.

Penyakit Wernicke dan sindrom Korsakoff merupakan dua kondisi yang berbeda. Namun, kedua kondisi tersebut saling terkait dan dapat muncul bertahap. Penyakit Wernicke umumnya muncul lebih dahulu, kemudian sindrom Korsakoff akan terjadi bila penyakit Wernicke tidak segera diatasi.

Gejala yang berkaitan dengan ensefalopati Wernicke umumnya berupa kebingungan, perubahan status mental, pergerakan mata involunter, penglihatan ganda, penurunan kelopak mata atas, mata juling, keseimbangan buruk, kesulitan berjalan.

Gejala-gejala ini sering kali ditemui dahulu, serta kemudian cenderung menghilang jika gejala sindrom Korsakoff mulai muncul. Gejala yang berkaitan dengan sindrom Korsakoff umumnya berupa gangguan memori, terutama kehilangan memori jangka pendek, konfabulasi (pembentukan memori palsu untuk mengisi memori yang hilang), kesulitan menjalankan fungsi sehari-hari, perubahan perilaku, apatis, kurang peduli keadaan sekitar, muncul perilaku berulang, menjadi cerewet.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hatur nuhun pencerahannya Teh. Semoga kita terhindar dari penyakit tersebut. Sukses selalu

20 Jun
Balas

Mantap banget, terima kasih Bu atas berbagi pengetahuannya

20 Jun
Balas

Jauhkan alkohol dari kehidupan kita ya Bu

20 Jun
Balas

Waduuhh...oma cerewet, nih. Ky nya hrs mengurangi kecerewetan ya, say?

20 Jun
Balas

Oh walah..... ternyata begitu. Ngeri atuh. Moga kita sehat selalu

20 Jun
Balas

Duh... gejalanya seperti pikun kah?Hehe... Salam sukses, Bu.

20 Jun
Balas

Mantap ulasannya Bunda. Semoga sukses selalu.

20 Jun
Balas

Makasih atas sharringnya bu Ernasari

20 Jun
Balas



search

New Post