TAK BERDAYA
Sesampainya dirumah amarah, terlihat ibu Amara sedang duduk santai di teras rumah. Terkejut ibu Amara melihat puterinya datang dengan seorang teman laki-laki. Selama ini ibu Amara hanya mendengar kalau putri kesayangannya sudah memiliki kekasih, namun semua itu dikiranya hanya sebuah gurauan saja. Lama ibu Amara menatap dari kejauhan sosok Daniel secara fisik. " Lumayan tampan, tubuhnya yang tinggi dan atletis cukup menarik" bergumam. Apalagi daniel mengenakan seragam sangat rapi. Pikirannyamenjadi tenang, putrinya tidak salah pilih, dia sudah pintar rupanya memilih pasangan hidup.
" Ibuk.... "Amara menyapa ibunya.
" Kenalkan ini Daniel " Memperkenalkan Daniel pada ibunya. Segera Daniel mengulurkan tangannya berjabat tangan dengan ibu Amara seraya tersenyum.
"Ibuk... Daniel ini temanku, dan mau kost disini. Bisakan? " Suara Amara memohon.
Ibu Amara tersenyum, "masih ada sisa 1 kamar kosong kalau mau. Bisa di lihat dulu. "
Selesai melihat keadaan kamar, merekapun mengobrol sampai lama. Rupanya Daniel cukup lihay untuk membuat ibu Amara terkesan.
Hampir sore, Daniel akhirnya pamit dan berjanji, malam nanti akan datang kembali dengan membawa barang-barangnya. Hari-hari Amara semakin berbunga-bunga. Bagaimana tidak, setiap hari Amara bisa bertemu pujaan hatinya dengan leluasa. Mulai mata terbuka sampai waktu matanya tak bisa menahan kantuk lagi. Semakin tidak sabar Amara menunggu masa ujian akhir sekolahnya, yang dianggap menyebalkan. Beberapa bulan kemudian Amara mulai menjalankan masa ujian akhir. Semua dia jalani demi memperoleh selembar ijazah. Semakin bulat tekat Amara untuk menutup bukunya, walau Daniel belum menunjukkan sinyal bahwa Amara wanita yang dia pilih sebagai istrinya. Daniel sangat menikmati masa mudanya, dan terkesan hanya ingin bersenang-senang saja.
Suatu sore ibu Amara memanggil Daniel untuk duduk bersama. Raut muka ibu Amara sangat terlihat serius. Daniel duduk di sudut ruang tamu bersama Amara, ibunya dan kakak laki-laki Amara. Daniel lumayan binggung. Kira-kira apa yang mau dibahas. Otaknya mulai berputar. Semoga ini bukan sesuatu yang sulit gumamnya.
" Daniel" Ibu Amara membuka pembicaraan. Daniel mendongak sedikit kaget.
"Sekarang Amara sudah selesai ujian sekolah. Apa kamu tidak ingin membawa Amara pada hubungan yang lebih serius". Daniel kaget bukan kepalang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar