Die Lagi ... Die Lagi
#T1 MGI
“Die Lagi ... Die Lagi”
Suatu siang yang padat merayap tugas sekolah dan administrasi sekolah,
“Say mau ikut lomba literasi? “ sebuah chat masuk ke HP kesayanganku.
“Lomba apa?” tanyaku yang masih belum faham ke arah pembicaaannya.
“Lomba literasi tentang pembelajaran di masa Covid yang di lembaga yang menaungi kita?” suara sahabatku.
“OK, aku mau nanti aku buka link nya dan liat persyaratannya”.
“Sip.. nanti ajarain ya “
“InsyaAllah.. aku akan bantu “ jawab ku. Untuk dibidang literasi ini memang aku lebih lama belajar dibandingku yang baru seumur jagung. Namun niat yang kuat untuk bisa berkarya dan menulis buku membuat dia semangat. Dan Alhamdulillah buku pertamanya terbit bersama dengan buku ke empat ku.
Dengan berbekal info dari sahabatku, aku membuka link informasi lomba. Aku ingin tahun tehnis penulisan yang diminta dan persyaratan yang harus aku lengkapi. Sepertinya tehnis yang diminta sesuai standar lomba, yang biasa aku ikuti namun untuk ada persyaratan yang tidak bisa aku penuhi. Disana tertera bahwa “Peserta yang pernah menjadi pemenang di suatu lomba tidak boleh mengikuti lomba penulisan ini”.
“What!!!” aku kaget membaca hal ini. Berarti aku tidak bisa mengikuti lomba ini karena aku pernah menjadi pemenang lomba pada even yang lain di lembaga ini. Meski kesal aku berusaha untuk memahami persyaratan ini mungkin ini untuk memberikan kesempatan pada yang lain. Khususnya kepada teman-teman seprofesiku yang belum mendapatkan kesempatan untuk menjuarai lomba penulisan. Fix!! aku tidak bisa ikut dan aku harus merelakan lomba ini tanpa aku ikut serta. Tak masalah semoga ada lomba lain yang bisa aku ikutin.
Aku kembali pada rutinitas yang biasa aku lakukan. Aku mengajar kelas I, kelas yang paling dasar untuk mengajarkan baca dan tulis. Di kelas ini anak mengenal huruf vokal atau yang biasa dikenal huruf hidup “a,i,u,e,o” dan huruf konsonan (huruf mati) huruf selain hidup. Dengan merangkai huruf maka akan terbentuk kata , dan dari rangkaian kata akan terbentuk sebuah kalimat. Bagaimana seorang anak bisa membuat kalimat kalau bunyi huruf saja tidak tahu.
Setelah anak lancar membaca kata dan kalimat , anak di berikan latihan untuk membuat simbol huruf dan menyusunnya menjadi kata yang tepat. Setelah proses membaca dan menulis di lalui maka anak harus memahami apa yang di baca. Tujuan pemahaman ini agar informasi yang dibaca anak akan menambah pengetahuan baru baginya. Dan ini tidak mudah karena harus di barengi dengan emosi anak yang belum bisa mandiri dan cengeng. Hadeuh.... ekstra sabar harus menjadi bekalku mengajar di kelas ini.
Sebuah chat masuk ke HP ku
“Say .. dikau kok tidak ada namanya? “. Aku tersenyum yang tak mnungkin terlihat olehnya.
“Aku tidak ikut say.. karena di persyaratan tertulis bahwa peserta yang pernah menjadi pemenang tidak boleh ikut“ jawabku.
“Oh gitu .. tapi kayanya ngak gitu deh .. coba dikau lihat. Ini ada nama-nama yang pernah menang bareng dengan dikau, saat ikutan lomba dan mereka menang lagi. Terus nama-nama senior kita juga ikutan. Mereka sudah mempunyai bnayak tulisan di media ini juga ikut, sudah pasti yang menang DL “Die lagi- Die Lagi” dengan tawa nyirnyir.
“Andai semua pemenang seperti dikau pasti aku bisa menang ya say... hehehe” tawa getirnya terasa oleh ku bukan hanya sahabatku yang merasakan tetapi temanku yang lain juga akan merasakan hal yang sama.
Kalau mau fair nama yang pernah menjadi pemenang dikunci sehingga dia tidak bisa ikutan lomba. Dan memberikan kesempatan kepada new comer atau penulis pemula. Mereka sudah berusaha untuk membuat sebuah karya besar berupa tulisan. Kalau di sejajarkan dengan kelas di sekolah, new comer itu seperti siswa kelas 1. Harus bertanding dengan anak yang kelas tinggi bahkan kelas yang sudah hatam dengan penulisan tidak akan menang.
Sungguh ini menjadi pelajaran bagiku. Keinginanku untuk ikut lomba terganjal oleh syarat dan aku mengikuti aturan. Namun panitia tidak konsisten dengan aturan yang dibuatnya sehingga terjadi hal yang seperti inin. Keadaannya sudah menjadi bubur, jadi apa mau dikata, selain menerima keputusan panita. Dan berlapang dada dengan kemenangan yang tertunda. Apakah aturan dibuat untuk dilanggar? Kamu yang buat, Kamu juga ingkar. ***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar