Mbok Gendong Pasar Bandungan
Cukup lama aku tak mengunjungi pasar Bandungan, sebuah pasar tradisional yang menjual aneka sayuran, buah, maupun makanan khas kota Bandungan Kabupaten Semarang. Kira kira sekitar 4 tahunan ini lah.
Dulu, kalau jalan jalan ke daerah Bandungan, pasti menginjakkan kaki di pasar ini. Entah apa yang bikin tertarik, mungkin karena dagangannya masih segar, komplit, menarik, serta khas. Sepanjang jalan di daerah Bandungan dihiasi dengan berbagai tanaman bunga. Mirip lah dengan daerah Bandung (khususnya Lembang) dan mungkin karena inilah maka daerah tersebut disebut Bandungan 😀😀
Udara yang sejuk karena berada di kaki gunung Ungaran, menjadikan banyak komoditi bisa ditanam di daerah ini. Aneka bunga, aneka buah, bahkan ternak juga banyak. Maka tak heran, berbagai sayuran, bunga, buah dijual dengan harga murah.
Pasar Bandungan tak pernah tidur. Pasokan sayur dan buah di berbagai kota Jawa Tengah banyak yang berasal dari daerah ini. Bahkan penjual sayur keliling juga banyak yang berasal dari daerah ini
Hari ini, aku menatap wajah Bandungan yang berbeda. Pasar tradisional yang berjubel telah berganti dengan alun alun yang cantik dan bersih. Dan para pedagang telah dipindahkan ke bangunan pasar yang baru, lebih luas, rapi dan bersih. Pengunjung jadi lebih nyaman ketika berbelanja.
Sore ini aku menikmati sekali berbelanja di sana. Sayuran kubeli, clingak clinguk aku mencari penjual wajik ketan hijau khas Bandungan. Ternyata terbaca oleh ibu ibu yang membawa dunak (keranjang dari bambu). Beliaulah yang sering dipanggil mbok Gendong, yang menawarkan jasa untuk membantu membawa barang belanjaan pembeli ke mobilnya.
"Disini khusus untuk pedagang sayuran Bu, kalau buah sebelah sana, untuk aneka jajanan di sebelah sana", katanya sambil menunjuk arah mata angin. "Oh nggih, maturnuwun ", jawabku. Aku mengikuti petunjuk mbok mbok tersebut, dan tak berapa lama aku temukan penjual tape ketan, aneka wajik, gemblong, tahu susu dan sebagainya.
Rasanya pingin kubeli semuanya. Karena semuanya enak 😀😀. Namun mengingat aku pergi bersama rombongan teman teman guru, maka hanya wajik, tempe (yang dibungkus daun andong), tahu susu, kerupuk tahu, dan beberapa camilan saja.
Haduh, ternyata mbok mbok tadi masih setia berada di belakangku. "Gimana Bu, mau saya bawakan belanjaannya?", tanyanya. Berbagai rasa berkecamuk, antara iya atau tidak. Kalau iya, barang bawaanku cuma sedikit, kalau tidak kok ya gak tega memandang wajah penuh harap tadi. Akhirnya kuiyakan. Walau hanya sedikit, tapi itu adalah rejeki untuknya
Ya Allah... terimakasih untuk pelajaran hari ini.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar