Erlina Yulia,SE

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PERAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK Tantangan Menulis Gurusiana Hari ke-20

Baru-baru ini, kita dihebohkan oleh berbagai berita tentang perlakuan siswa terhadap guru, atau perlakuan orang tua terhadap guru.contohnya beberapa hari yang lalu saya dikirimkan sebuah vidio oleh salah seorang teman, dimana dalam vidio itu terlihat seorang siswa yang sedang marah-marah kepada guru dalam sebuah ruang kelas disaksikan oleh para siswa yang lain, sambil memegang krah baju sang guru, dan adegan itu berlansung berulang-ulang, tanpa ada upaya dari siswa yang lain untuk melerai pertengkaran tersebut, terlihat dalam vidio tersebut sang guru berusaha menahan diri, agar tidak terpancing amarahnya oleh perlakuan siswa tersebut.Namun siswa itu tidak juga mengerti dan terus menantang gurunya untuk berkelahi.

Lain pula ceritanya dalam sebuah vidio yang lain, seorang wali murid menyuruh seorang guru merangkak mengelilingi kelas untuk meminta maaf kepada anak yang dimarahi oleh guru tersebut.Sungguh miris rasanya hati ini menyaksikan kedua vidio tersebut. Ditengah upaya kita saat ini untuk merubah pola pendidikan kita, kalau dahulu pada kurikulum yang lama lebih berorientasi pada bagaimana agar materi pelajaran dapat disampaikan semuanya kepada siswa, dan dikuasai dengan baik oleh siswa, diubah pada kurikulum 13 yang sedang kita laksanakan saat ini, lebih berorientasi pada prosesnya, bagaimana siswa dituntut untuk dapat saling bekerjasama, saling menghargai, dan maju secara bersama-sama yang berlandaskan pada nilai-nilai religiusitas masing-masing siswa, tidak dibarengi dengan usaha yang sama oleh para orang tua siswa dalam pola asuh mereka di rumah tangganya masing-masing. Hal ini tentu membawa pengaruh yang kurang baik bagi pembentukan karakter anak-anak didik kita di sekolah dan juga sikap mereka nantinya di tengah-tengah masyarakat.

Tentu dengan adanya kondisi ini, perlu menjadi perhatian bagi kita semua, terutama dalam hal ini adalah pihak keluarga. Karena keluarga adalah madrasah atau lembaga pendidikan pertama yang mempengaruhi pembentukan sikap dan sifat anak-anaknya setelah mereka dewasa. Kalau dalam keluarga mereka biasa di didik dengan kekerasan, tidak dihargai, dengan ancaman , maka disekolahpun mereka akan bertingkah laku yang sama dengan yang mereka terima dirumah.Begitu juga sebaliknya , kalau dirumah mereka bahagia, terpenuhi semua kebutuhannya, terutama kepuasan batinnya, insyaallah mereka akan mudah beradaptasi dengan teman-temannya, dan berprilaku yang baik di sekolahnya.

Namun fenomena yang banyak kita lihat saat ini adalah, kecendrungan orang tua yang hanya menyerahkan sepenuhnya masalah pendidikan karakter anak-anaknya kepada sekolah, padahal menurut ilmu kependidikan yang kita pelajari, keluarga memegang porsi terbesar dalam upaya pembentukan karakter anak-anaknya yaitu 60%, baru selanjutnya sekolah atau teman bermain 20%, dan lingkungan 20 % .

Dari beberapa kasus siswa yang saya tangani di sekolah, rata-rata awal dari permasalahan itu ada pada keluarga, kurang perhatian dari orang tua, keluarga yang broken, ayah ibu bercerai dan anak-anak yang jadi korbannya, tidak adanya ketegasan dari keluarga tentang suatu aturan yang seharusnya dipatuhi oleh anak, sehingga anak bebas berbuat semaunya saja.Sehingga kadang kala menjadi bumerang bagi keluarganya.

Mengatasi permasalahan ini, hampir setiap sekolah mengadakan sebuah program rutin di sekolahnya yang dinamakan dengan "parenting". Suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan ilmu-ilmu bagaimana menjadi orang tua yang baik bagi anak-anaknya, karena untuk menjadi orang tua,  kita tidak pernah berfikir untuk mencari ilmu bagaimana mendidik anak yang baik, karena sebagian besar kita mendidik abak-anak kita , sama dengan bagaimana orang tua dulu mendidik anak-anaknya, padahal zamannya sudah berbeda. Sebagaimana pesan Rasulullah " didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka tidak akan hidup dizamanmu. Dengan adanya kegiatan perenting ini, diharapkan ada pandangan yang sama antara orang tua dan pihak sekolah dalam mengasuh anak-anak mereka, sehingga apa yang diharapkan orang tua terhadap anak-anaknya dapat bersama-sama diwujudkan dengan bantuan pihak sekolah dan juga pihak lingkungan dimana mereka tumbuh hendaknya. Sehingga tidak ada lagi kekhawatiran kita nantinya, jika meninggal dunia meninggalkan generasi yang lemah, lemah imannya, lemah akalnya , dan juga lemah fisiknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post