AKU MENURUT PRASANGKA HAMBAKUTantangan Menulis Gurusiana Hari ke-26
Seringkali kita mendengar kata-kata yang satu ini, " Aku seperti prasangka hambaku" baik diacara-acara seminar, training motivasi, maupun dalam ceramah-ceramah agama yang sering kita dengar baik di forum-forum formal maupun tulisan-tulisan lepas lainnya.
Tapi agaknya perkataan itu benar adanya, seringkali kita berhasil melakukan sesuatu hal yang rasanya tidak sanggup kita lakukan, tapi karena kita menargetkan harus selesai, maka pekerjaan itu akan selesai sesuai yang kita targetkan.rasanya ada sesuatu semangat, atau dorongan dari dalam diri kita yang memaksa kita untuk segera menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Mari sedikit kita bermain imajinasi dengan teori jeruk nipis. Bayangkan ada sebuah jeruk nipis berwarna hijau agak kekuning-kuningan, lalu jeruk itu kita potong jadi dua, kemudian pegang salah satunya dan peraslah, sampai air perasannya mengucur...
Apa yang kita rasakan ? Asam bukan ? Setiap tetesannya membuat kita menelan ludah. Kalau imajinasi kita kuat, sekarang kita sedang menelan air liur, saking asamnya. Padahal jeruknya tidak ada, tapi rasa asamnya terasa hingga kita harus menelan ludah. Jika kita merasakan kejadian serupa, itulah yang disebut teori jeruk nipis.
Tubuh kita manusia dirancang untuk merespon apa yang kita bayangkan, apa yang dipikirkan itulah yang jadi kenyataan, sehingga jika kita sedang menghadapi masalah lalu berfikir yang aneh-aneh, maka yang terjadi biasanya tubuh akan drop , depresi bahkan kadangkala jatuh sakit , Padahal kejadian itu belum terjadi. Inilah dahsyatnya pola pikir yang mempengaruhi setiap detik kehidupan kita.
Begitu juga sebaliknya, kalau kita mampu berfikir yang positif, menganggap hambatan menjadi tantangan, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda , maka ini akan menjadi bahan bakar pemacu semangat, untuk bisa sukses dalam melakukan suatu pekerjaan
Sering kita melihat, teman-teman atau sahabat yang sudah mengangkat bendera putih, sebelum berperang, ketika diberikan sebuah tantangan atau tanggung jawab, padahal mereka belum mencoba dan melaksanakan, tapi sudah ngaku tidak bisa. Sikap ini tentu sangat berbahaya bagi kelangsungan kehidupan kita, baik secara pribadi maupun secara bersama, karena dapat menimbulkan sikap apatis dan senantiasa memilih zona nyaman dalam kehidupan mereka, tidak punya semangat untuk berlomba dan berinovasi. Padahal kehidupan ini adalah sebuah perjalanan panjang yang penuh tantangan dan perjuangan, untuk bisa sampai pada kehidupan yang kita harapkan, yaitu bahagia dunia dan akhirat.
Semoga kita senantiasa dijauhkan dari sifat ini, dan mampu merubah pola pikir kita menjadi pola pikir yang positif dari setiap permasalahan yang kita hadapi, karena pada setiap peristiwa pasti ada berjuta hikmah yang Dia berikan , bagi hamba-gambarnya yang mau berfikir. Waallaahualam bissawab.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantul bu, terimakasih ilmunya, barokallah.