Rasa nyaman, bahagia, suka dll. Adalah dari Tuhan yang tak mungkin dihapus atau ditiadakan. Masalahnya adalah jika dalam pensertifikasian rasa itu menjadi hak milik menyebabkan orang tersakiti dan konflik maka rasa itu biarlah tetap menjadi suatu rasa yang tidak bersertifikat.

Adalah suatu yg baik jika kita suka akan buah-buahan misalnya mangga. Suka akan mangga adalah bukan dosa tetapi jika sewaktu kita ingin memiliki mangga tersebut akan mengakibatkan konflik atau ada orang yg akan tersakiti maka selayaknya mangga tersebut biarlah tetap menjadi rasa yang tidak dimiliki/ bersertifikat. Contoh lain misalnya jika orang jerman menyukai indonesia, saya rasa itu bukanlah suatu dosa. Namun jika rasa suka itu menyebabkan seseorang ingin menguasai dan menimbulkan perperangan, sudah selayaknya rasa suka itu jangan dikuasai tetapi biarlah dirawat dan dipelihara bukan ditiadakan.

Bukan rasa suka buah mangga yg ditiadakan tetapi rasa itu dipelihara karena itu menyehatkan. Dengan demikian tidak terjadi perang ataupun konflik. Biarlah rasa menjadi sebuah rasa yang dipelihara dan dirawat walau tidak bersertifikat.