Hari ini aku bahagia sekaligus sedih. Mengenang awal perjumpaan dengan mu. Mengarungi bahtera kehidupan merenda kasih membangun keluarga yang bahagia. Kebahagiaan yang menjadi lengkap tatkala buah hati kita datang.

Namun kebahagiaan itu perlahan sirna, tatkala kau mendapat jabatan baru. Dengan alasan sibuk dan harus dinas keluar kota. Kami berdua seolah kehilangan penyangga jiwa. Bahkan aku yakin kau tak menyadari anak kita sudah tumbuh besar dan menjadi seorang anak laki-laki yang menjadi dewasa lebih cepat. Hanya dengan dia aku berbagi setiap keluh. Akupun mulai mempertanyakan hubungan kita. Pertengkaran demi pertengkaran sering terjadi, apalagi setelah hadiah ulang tahun anak kita yang tertukar. Pagi itu kau pergi seperti biasanya, kau bilang akan pulang malam karena ada rapat pimpinan dewan. Kau tak tahu padahal pesan singkat tadi pagi telah ku baca. Rasanya ingin mulut ini berkata "ah paling kau akan menemui perempuan itu". Lima belas menit berlalu tiba-tiba lamunanku di kejutkan oleh ponselku yang berbunyi. Seolah ku nanti-nanti kabarnya langsung saja kusambar tanpa melihat siapa yang menghubungi. Tak terasa senyum puas tersungging di bibirku saat kudengar seseorang berkata "mohon maaf saya dari kepolisian mau mengabarkan Pak Hamdan mengalami kecelakaan sepertinya remnya blong dan beliau kini sedang dilarikan ke rumah sakit".