Tantangan gurusiana berikutnya yang harus kami jawab adalah mengapresiasi gurusianer. Dia adalah teman seprofesi sesama guru di Madrasah tempat kami mengabdikan diri sebagai seorang pendidik generasi muda masa depan bangsa, usianya lebih muda dariku, kami ditakdirkan sama-sama mengikuti pelatihan peserta Sagu Sabu (Satu Guru Satu Buku) melalui kegiatan MWC XVIII (Media Writing Camp 18) dari KPPL (Komunitas Penulis Penggiat Literasi) Propinsi Sumatera Barat dalam rangka pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan Kementerian Agama Propinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 22-24 Maret 2019 bertempat di Kyriad Bumi Minang hotel, Jl. Bundo Kanduang, Padang.

Sifatnya yang rajin, dengan satu nama panggilan yang sederhana hanya dengan satu huruf “buk I” nama lengkapnya Ikrimah, guru yang rajin dan tekun, begitu ada tugas yang mesti diselesaikan dia akan langsung mengerjakannya, sepertinya baginya jika bisa hari ini mengapa harus besok? Sering dengan memperhatikan ketekunannya dalam menyelesaikan suatu tugas aku berusaha memotivasi diri agar bisa mengikuti cara kerjanya, sewaktu kami selesai pelatihan kelas menulis buku sagusabu MWC XVIII, dia adalah orang pertama yang mulai bergerak memulai menyelesaikan buku perdananya hasil dari pelatihan menulis sagusabu tersebut.

Ternyata sifatnya yang rajin dan selalu berusaha menuntaskan pekerjaan yang menjadi bebannya tersebut telah menginspirasi diriku untuk berusaha pula menyelesaikan semua beban tugas pekerjaan dengan satu motto “jika bisa hari ini mengapa harus besok?” terimakasih temanku karena dirimu telah menginspirasiku untuk tekun dan giat bekerja, aku jadi semangat menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabku sesegera mungkin.