#tantangangurusianaharike-83

KOQ KURA-KURA BISA TERBANG?

Oleh: Enung Kartini

Ada ahli yang mengatakan bahwa kebiasaan bercerita pada anak saat dia masih kecil akan membekas pada anak dan membentuk karakter anak menjadi suka membaca. Pendapat inilah yang membuat saya berusaha sebisanya untuk banyak mendongeng atau bercerita pada anak. Waktu menjelang tidur saya usahakan saat yang tepat untuk bercerita ada anak. Cerita seperti ini juga berfunngsi sebagai “lagu nina bobo” agar mereka tertidur dengan mudah.

Ternyata tidak hanya saya yang melakukan hal seperti itu. Beberapa teman saya juga melakukannya dan berhasil. Berhasil membuat anaknya lebih cepat tidur tanpa rewel. Anak nyaman dengan cerita yang disampaikan oleh ibunya. Tetapi yang saya almmi tidak selalu sesuai dengan harapan bahkan sering terjadi sebaliknya.

Saya sering megalami yang membuat saya ingin tertawa setelahnya. Ibu-ibu lain jika selesai bercerita mendapatkan anaknya sudah tertidur, saya sebaliknya. Sampai saya tertidur karena capek bercerita anak saya belum tertidur juga. Malah pernah suatu hari dia membangunkan saya karena ceritanya jadi tidak nyambung.

“Mah koq kura-kura bisa terbang sih! Mah….Mah…Mah bangun…koq kura-kkura bisa terbang?” saya seperti dalam mimpi mendengar suara itu, karena saya baru saja tertidur saat bercerita tentang kura-kura dan kelinci.

“Oh ya, tadi sampai mana Mama ceritanya?” tanyaku dengan kepala sedikit cenut-cenut pusing.

“Tadi Mama bilang, Kura-kura teruuuus aja……..terbang.” Anakku menerangkan yang terjadi saat saya tertidur.

“Ha ha ha ha….” Kali ini kesadaran sudah penuh aku tertawa terbahak-bahak…

Begitulah kalau Ibu kalah “bertarung” dengan anak. Anakku kalau diberi cerita bukannya tidur lebih sering malah seger dan semangat mendengarkan cerita. Bahkan banyak bertanya.

Itu adalah cerita saya “meninabobokan” si sulung dulu ketika dia kecil. Sekarang si sulung sudah mempunyai anak sesusia dia saat kejadian itu. Cucuku ini hampir sama seperti ayahnya ketika diceritakan sebuah kisah dia sering bertanya dan harus langsung dijawab. Setelah selesai satu cerita dia bukannya tidur malah ngajak turun dari tempat tidur untuk melakukan apa yang dilakukan oleh tokoh dalam cerita tadi. Duuuuuh….Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

Kalau melihat dari sisi kita orang tua yang sudah kelelahan pasti kita jengkel dan cape, tapi cobalah kita lihat dari kebaikan untuk anak agar kita tidak terlalu kecewa. Tidak semua anak seperti anak saya. Saya syukuri saja mungkin ini salah satu kelebihan yang dia miliki. Paling tidak kita sudah memberikan cerita yang bisa dia jadikan contoh. Penting juga di sini untuk bijaksana memilih cerita yang akan disampaikan.

Mungkin teman-teman pembacapun punya pengalaman yang serupa dengan saya, silahkan bagikan ke saya di kolom komentar ya…Terima kasih

Salam literasi

Bandung, 04 Juni 2020

Gambar diambil dari: http://legendanegeriangin.blogspot.com/2015/09/kenapa-tempurung-kura-kura-berbentuk.html