Terakhir Aku Bertemu Dia
Sudah beberapa hari aku mendengar dia dirawat di salah satu rumah sakit kota Madiun.Namun selalu ada saja kesibukan sehingga baru bisa menjenguknya hari itu.Kebayang sudah raut wajah dia bagaimana,berbagai macam pertanyaan berkecamuk menghantuiku.Dia memang sudah setahun menderita kanker rahim.Berbagai macam ihtiyar sudah dia lakukan.Mulai dari herbal juga medis.Pasti ada sesuatu yang lebih parah terjadi padanya.Begitu pikiranku saat itu.
Berangkat dari rumah sekitar pukul 16.00 WIB.Kami memerlukan kira-kira setengah jam untuk sampai di rumah sakit.Perjalanan agak lama karena jalan raya Madiun Ponorogo memang termasuk padat.Belum lagi kalau ada kendaraan berat yang melintas,sungguh malas dibuatnya.Kalau tidak sangat penting aku jarang pergi ke Madiun kota.
Alhamdulillah sampai juga di rumah sakit.Setelah menanyakan di bagian informasi dan mendapatkan datanya,langsung menuju kamar no.237 VIP. Kamar VIP ini tergolong sepi pengunjung.Karena rata-rata orang opname di ruang yang lebih murah sesuai kocek masing-masing keluarga pasien.Satu demi satu kamar kutelusuri,kadang-kadang kuintip kamar yang agak terbuka kacanya.Ya Allah banyak juga penghuni di rumah sakit ini.Kayaknya semua umur ada dech di situ,dari yang muda sampai yang tua.Bersyukur sekali kami sekeluarga jarang sakit.Kalau sakit paling batuk pilek, itu hal yang biasa saja.
Saat itu sampai di depan kamar no.237.Ku intip kamarnya dari luar,kayaknya tidak ada yang menjaga disana.Ku ketuk pintu pelan-pelan dua kali dan kubuka sendiri pintunya.Ternyata benar tidak ada yang menjaga di sana.Langsung kusalami dan kupeluk sahabatku ini.Ingin menangis rasanya melihat keadaannya.Namun aku tahan agar tidak membuat dia semakin sedih."Wat...maafkan aku ya,baru bisa ke sini sekarang,yang sabar ya...semua pasti berlalu."kataku saat memeluknya."Aku juga en...terima kasih sudah ke sini."Ku lihat badannya semakin kurus,matanya cekung,dan tubuhnya lemah sekali.Hidung dan tangannya diinfus entah apa isinya.Ku tanyakan siapa yang menemani dia saat itu."Kerabatku Madiun yang ada di sini,mas Anang masih kerja,Ratri dan Dewi masih di Jakarta,sulit meninggalkan pekerjaan menjadi pramugari...Ana masih sekolah."Tak lama kemudian datanglah kerabatnya datang,dia seorang perempuan,Dini namanya."Mbak titip dijaga temanku ya...maklum anaknya jauh semua,mas Anang juga repot cari duit."begitu pesanku padanya."Iya buk."jawabnya.
Hari semakin sore.Kupamit ijin pulang.Sudah tidak ada kata-kata lagi untuk bertanya tentang keadaan sakitnya.Dia pasti ingin istirahat juga."Wat..tetaplah semangat kamu pasti sembuh,ihklaslah menerima ujian ini.Alloh pasti sayang kepadamu dan kamu mesti bisa melaluinya.Okey?Doaku selalu untukmu".Ku peluk sambil kubisikkan kalimat itu.Dia mengangguk tanda mengamini perkataanku."Terima kasih En..." dia merespon perkataanku.Sambil melangkahkan kaki keluar rumah sakit,lega rasanya sudah bisa menjenguknya walaupun tiada bertemu dengan keluarganya.
Seminggu kemudian,kudengar dia sudah boleh pulang.Namun 2 hari berikutnya dia drop lagi hingga harus di bawa ke rumah sakit secepatnya untuk mendapatkan pertolongan.Kebetulan beberapa teman MTs pas datang menjenguknya di rumah.Teman-teman juga yang membantu dia,menggendong dia masuk mobil.Ya Allah...ternyata sahabatku ini sudah stadium 4 kankernya.Menurut pengalaman banyak orang, itu pasti sulit untuk disembuhkan.Iya benar,malamnya ada berita kalau dia sudah dipanggil yang Maha Kuasa.Innalillahi wainnailaihi rojiun...selamat jalan kawan..semoga Alloh mengampuni salah dan dosa-dosamu dan diterima segala amal baikmu.
Yuk kita jaga kesehatan dengan baik.Jangan sampai menderita sakit kanker di tubuh kita.Makan yang cukup,olah raga dan selalu positive thinking.Aamiin.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un... Turut berduka. Tulisannya bagus Bunda. Sukses selalu
Terima kasih d salam kenal ibu Aria