Makelar
Kata makelar mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita.Karena di manapun kita berada,selalu saja terdapat makelar di sana.Makelar menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI) adalah perantara perdagangan antara penjual dan pembeli.
Tiga hari yang lalu,suami bermaksud menjual mobil lama kami.Begitu foto mobil diupload anak laki-laki saya di medsos,keesukan harinya langsung ada calon pembeli yang datang.Sebut saja namanya Ari.Pagi kira-kira jam 08.00 a.m. dia sudah datang tuh.Ngecek-ngecek mobil,mulai dari mesin,asesoris, hingga keutuhan bodynya.Dia cuma lihat kondisi mobil kami rupanya.Karena dia pamit tanpa menawar harga sedikitpun.Sore hari disusul orang lain yang ingin melihat mobil.Dia bilang temannya si Ari.Namanya Heru.Setelah ngecek mobil, dilanjutkan dengan obrolan lain sambil menawar mobil .Saya perhatikan orangnya santai saja dan tidak harus segera pergi,maka saya buatkan kopi hangat untuk mereka seraya berbincang-bincang di ruang tamu.Karena harga belum deal dan hari sudah menjelang mahrib dia pamit undur diri.Mungkin kalau ada kecocokan harga bisa dilanjutkan lewat telepon atau sms di WA saja.
Malam itu saya jadi teringat teman SMA ku yang juga seorang makelar mobil.Biasanya teman memanggilnya Dodik.Maka saya sms dia untuk memberitahu bahwa mobil di rumah mau dijual. Dulu pernah menawar sih, tapi belum ingin dijual saat itu.Rasanya bersalah kalau tidak memberi tahu tentang penjualan mobil ini.Dan dia bilang “ashiaappp.” Di whattappnya.
Besuknya jam 09.00 a.m dia memang memenuhi janjinya untuk datang ke rumah.Tidak hanya sendiri tetapi mengajak teman lain juga.Mengingat aku sibuk sekali hari itu,maka hanya suami yang kusuruh menemui mereka.Saya hanya sempat melambaikan tangan saja dari kejauhan.Sementara mereka sibuk dengan rekan bisnisnya melihat kondisi mobil.Tidak lama kemudian mereka pulang.Dan mereka menawar harga yang masih rendah.
Siangnya Dodik ajak lagi orang lain yang menginginkan sejenis mobil kami.Di dengar dari obrolannya, dia kelihatan senang dengan mobil kami.Lalu dia menawar dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang pagi tadi.Tetapi suami belum menyetujui harga tersebut.Seperti biasa kemudian mereka pulang.Sambil berjanji mempertimbangkan dulu dengan harga yang diinginkan suami.
Sementara Heru terus menerus menghubungi suami dan anak lelaki saya.sayangnya dia mematok harga yang terlalu rendah menurut kami.Dia bilang sudah siap dengan uang cashnya.Dia membujuk anak saya agar menyetujui penawarannya.Anehnya anak saya itu kok ya manut saja.Tiba-tiba dia menghubungi ayahnya untuk minta nomor rekening.Waduhh…harganya saja belum cocok kok sudah minta nomor rekening,gumam suamiku.Lalu suami menghubungi anaknya agar tidak main harga sendiri karena urusannya dengan orang banyak.
Hari ini datang lagi makelar dari luar daerah.namun dia menawar dengan harga yang lebih tinggi dibanding dengan sebelumnya.Dia bilang mobil akan dipakai buat keluarganya sendiri,Namun suami masih kukuh mempertahankan harga mobil semula.Entah sampai kapan saya masih bisa melihat,menatap mobil tua kami.Mobil kenang-kenangan kesayangan keluarga.Kendaraan pertama dimana saya bisa belajar menyetir mobil,saya pernah menabrak gawang sepak bola di lapangan,kenangan saat mogok di perjalanan,dan masih banyak kenangan lainnya yang masih membekas di otakku.Saya harap bila kelak mobil ini beralih menjadi milik orang lain, akan bisa memberi manfaat yang lebih banyak bagi pemiliknya maupun orang lain.Aamiin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar