Andini dan timbanya (Tantangan hari ke 5)
Andini,gadis kecil yang berumur 4 tahunan.. Anak nya cerdas.tubuh nya mungil,kulitnya putih, dengan rambut keperang perangan.Orang bilang Andini seperti anak Londo.Untuk sebutan Belanda.
Orang tua nya sangat menyayangi nya, tapi mereka tak pernah memanjakan nya,walau pun ia anak tunggal..Mereka hidup dalam kesederhanaan.Mereka mempunyai penghasilan yang lumayan,tapi mereka mendidik Andini harus dalam bentuk kesederhanaan.Mereka selalu memberi nasehat kepada Andini "untuk hidup senang tak perlu belajar.ada uang kita bisa buat apa saja,hidup susah yang perlu dipelajari,bagaimana memanfaati apa yang kita punya.dalam jumlah yang terbatas. Waktu itu Andini hanya nganguk nganguk.
Mereka mempunyai sebidang kebun yang ditanami sirih .Waktu itu pekerjaan guru masih gaji rendah.Kebun sirih ini lah yang menambah penghasilan orang tua nya.Ayah Andini pak Yahya sering memanen sirih nya sendiri,nanti hasilnya dibawa dengan menggunakan sepeda atau lereng (lereng sebutan sepeda dimasyarakat tersebut.)dibelakangnya dikasih bakul
Andini sangat senang kalau ayah nya mengajak nya untuk ikut.Soalnya ia bisa masuk kebakul tersebut atau berdiri diatas bakul tersebut.Ayah beranak itu sering raon (jalan jalan) bersama sepeda tersebut
Andini mempunyai timba kecil, berwarna pink, timba yang sudah lama bersama nya.,yang sesuai untuk ukuran tubuh nya.Timba ini untuk bermain main Andini, untuk gayung mandi nya juga.
Sampai suatu ketika ,Andini berkeinginan untuk meminta ganti timba nya..sambil menghampiri emak nya,Andini bertanya "Mak ganti timba baru ya?"Emak nya menatap timba Andini dan kembali melihat Andini."kenapa mau diganti" balik emak nya yang bertanya.Bosan Mak, jawab Andini.
Emak mendatangi Andini dan merangkul nya Sini dekat emak,kata emak Andini.
Emak memberi nasehat kepada Andini.
"Emak lihat timba mu masih bagus,dan tangkai nya pun masih kuat,walaupun ia sudah lama bersama mu .Kita boleh saja membeli sesuatu yang baru,apabila barang kita tersebut sudah rusak Nah,timba mu belum bocor,jadi belum harus diganti.cobalah Andini menghargai suatu benda.Jangan cepat bosan dengan benda milik kita sendiri . Andini paham..."tanya emak nya.Andini hanya mengangguk dan terdiam.
Selang beberapa hari setelah percakapan mereka,Andini rupa nya masih terpikir dengan timba nya.Ia hanya ingat kata bocor yang di bilang emak nya.Bocor berarti timba nya harus dibocorkan.Biar ada gantinya. Pikiran nakal Andini menyerang nya.Dengan apa aku harus membocorkan nya? Gumam nya.Andini ingat kalau untuk membocorkan itu harus di cucuk.Ia melihat disekitar nya, benda apa yang bisa di temui nya.Terpandang nya sebuah peniti,ya.. mungkin ini bisa.Pikiran dangkal nya tak sesuai dengan keadaan benda.Akhir nya Andini mengambil peniti itu dan mengambil timbanya.
Tangan nya yang mungil berusaha untuk menembus plastik timba tersebut. Sudah lama ia bekerja,jangankan tembus,peniti nya yang peot sana peot sini.sehingga tangan nya menjadi sakit.Andini berusahau tidak menangis.Ada perasaan malu jika emak nya memergoki nya.karena ia tak mau dibilang nanti anak yang tak mendengarkan cakap orang tua.
.Akhir nya dengan kesadaran nya sendiri,Andini tak mau memikirkan timba nya lagi.Kalau belum layak diganti,tunggu ajalah nanti...hingga timba nya betul betul bocor.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar