Pagi tadi, Riko mengantar istrinya ke sebuah rumah sakit swasta di kotanya. Sama seperti rumah sakit lainnya,memperbolehkan hanya satu orang anggota keluarga yang untuk mendampingi pasien di rumah sakit tersebut. Maka hanya Rikolah selaku seorang suami yang berhak dan yang diizinkan untuk mendampingi istrinya dalam persalinan.

Di dalam proses registrasi, Riko terlibat dalam percakapan santai dengan tenaga medis yang ada di sana. Riko pun dengan santai pula menimpali segala pertanyaan yang dilontarkan oleh petugas di bagian registrasi tersebut. Sesungguhnya, melalui percakapan itu, petugas medis bermaksud untuk mengorek segala informasi tentang keberadaan Riko terkini.

Riko ditanyai tentang pekerjaan dan kegiatan sehari-harinya. Setelah percakapan itu berlangsung beberapa lama, maka muncullah pertanyaan tentang riwayat perjalanan Riko berkenaan dengan pekerjaannya dalam dua minggu terakhir. Dengan jujur, Riko menjelaskan tentang perjalanan bisnisnya ke luar daerah seminggu yang lalu. Riko merasakan itu semua hanyalah percakapan basa-basi demi terjalin hubungan yang baik saja.

Begitu terungkap informasi tentang riwayat perjalanan Riko tersebut, pihak rumah sakit langsung mencopot izinnya terhadap Riko untuk mendampingi istrinya dalam persalinan.

Status ODP karena telah bepergian ke daerah lain yang berzona wilayah terpapar, membuat Riko harus rela dan ikhlas menerima ketegasan dari pihak rumah sakit untuk tidak mendampingi istrinya dalam proses persalinan.

Dengan tetap bersikap tenang, Riko berpikir tentang sosok keluarganya yang bersih dari dugaan ODP yang dikarenakan riwayat perjalanannya. Aku yang memang #dirumah aja tanpa riwayat bepergian ke luar daerah menjadi sasaran Riko untuk dihubungi. Maka aku pun ditelepon untuk hadir ke rumah sakit itu sebagai pengganti dirinya dalam mendampingi adik iparku itu dalam menjalani proses persalinan.

Semoga persalinan adik iparku berjalan dengan lancar walau tanpa didampingi sang suaminya.

Taat terhadap peraturan demi kemaslahatan bersama adalah sikap yang harus dipilih sekalipun mengalahkan rasa.

Batusangkar, 8 April 2020

#tantanganmenulisgurusiana (Hari ke-83)