Menulis merupakan sesuatu yang mengintimidasi bagi sebagian orang, terutama bagi mereka yang tidak menulis untuk kehidupannya. Perasaan ini akan menyelimuti mereka yang belum menjadikan menulis sebagai habit.

Keinginan untuk berkembang bersemayam di dalam hati setiap penulis pemula. Namun, rasa gelisah sering datang melanda. Merasa tulisan yang tidak berbobot, judul yang kurang menarik, terkesan asal menulis, dan perasaan lainnya muncul dan berdampak pada melorotnya rasa percaya diri.

Sebuah komentar membuat saya terinspirasi. Sentuhan motivasi dan ajakan untuk menulis tanpa syarat telah melecut langkah ini untuk tetap melaju. Lepaskan segala kegundahan adalah awali langkah pasti.

Lalu, seperti apa menulis tanpa syarat?

Konsistensi harus harga mati. Janganlah risau andai belum banyak mata yang menjamah karya diri.

Jika ingin mengepakkan sayap,, menulis dengan rutin adalah landasan pacunya karena tidak hanya mengurangi ketakutan akan halaman yang kosong atau kusor yang berkedip-kedip. Yang lebih dahsyat lagi, menulis dengan rutin akan membantu kita dalam mengembangkan gaya menulis yang unik. Maka, sekalipun tak ada yang membaca, tetaplah menulis karena practice makes perfect.

Menulis tanpa syarat menuntut keihlasan. Berkarya dengan energi hati yang tulus akan datangkan kebaikan yang sejati.

Ayo berlomba-lomba berkarya tanpa syarat untuk mencari penerangan menuju bahagia yang hakiki. Mari kita menjadi manusia yang bernurani melakukan segala kebaikan bukan atas dasar pamrih dan puja puji tetapi semata-mata karena suara hati yang penuh kasih.

Batusangkar, 21 Februari 2020

#tantanganmenulisgurusiana (Hari ke-36)