Membaca Teks Harus dengan Memahami Konteks
Seseorang yang sukses membaca suatu teks adalah pembaca yang tidak hanya memahami teks saja, tetapi juga konteks dari teks yang dibacanya. Membaca tanpa memahami konteks akan mengakibatkan penafsiran yang berbeda-beda tentang teks tersebut.
Sebagai seorang gurusianer, tentunya bergelut dengan teks setiap hari; membaca teks dan memproduksi teks. Namun, tahukah kita apa itu teks?
Teks merupakan satu kesatuan tulisan yang mengandung satu kesatuan makna bagi pembacanya. Tidak hanya sebuah artikel, buku, puisi ataupun jurnal yang menjadi contoh sebuah teks. Serangkaian foto atau pun rambu-rambu lalu lintas dapat dinyatakan sebagai sebuah teks karena termasuk sesuatu yang mengandung informasi yang dapat diolah sebagai sumber ide dan informasi. (https://openoregon.pressbooks.pub)
Konteks adalah sesuatu yang ada di sekitar teks, apakah diciptakan dalam teks ataupun menggambarkan situasi kehidupan penulis dimana teks tersebut diciptakan. Konteks dapat dipakai pada berbagai level karya sastra maupun di luar karya sastra. (http://www.enotes.com).
Dengan kata lain konteks merupakan kondisi di mana suatu keadaan terjadi. Konteks fisik meliputi ruangan, objek nyata, pemandangan, dan lain sebagainya. Sesuatu yang kita letakkan di luar konteks akan menyebabkan kesalahan dalam menginterpretasi.
Konteks akan membantu penulis dan pembaca untuk menciptakan suatu hubungan, membantu penulis mengkomunikasikan sisi pandangnya dengan terang dan membuat teks itu lebih mudah untuk dipahami. Konteks merupakan alat yang membantu penulis dalam membangun pemahaman, kepercayaan dan daya tarik terhadap pembaca.
Dengan memahami makna teks dan konteks di atas, dapatlah kita duga siapa pembaca yang paling cocok untuk membaca artikel kita di gurusiana ini?
Kalau saya berpendapat, para gurusianerlah orang yang paling tepat ke mana tulisan kita akan kita alamatkan. Merekalah pembaca yang mengerti teks dan konteks dari apa yang kita tulis.
Membagikan link ke banyak orang yang tidak paham konteks tulisan kita agaknya upaya yang masih belum efektif. Mereka hanya membaca judul dan melihat gambar tanpa mengklik teks dan akhirnya bermuara kepada kesalah pahaman, seperti yang dialami oleh Ibu Yayuk Kaniah pada postingannya pagi tadi yang berjudul "Bisnis Banyak Apa tidak Repot"
Gurusianer adalah orang pertama yang kita harapkan sebagai pembaca artikel kita.
Sayalah penulis yang bertahan dengan sedikit pembaca karena hanya mengharapkan gurusianer dan anggota MG sebagai pembaca karya saya. Saya bahagia.
Batusangkar, 25 Februari 2020
#tantanganmenulisgurusiana (Hari ke-40)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Nah, kadang org berkomentar hanya krn membca judul teks tanpa memahami konteks. Yg repot kalau komen yg dikemukakan menimbulkan salah tafsir. Walaupun tdk dibaca keseluruhan, min pembaca paham konteksnya, misalnya: teks"cerpen. Inilah yg diharapkan dlm berliterasi, membaca, memahami, menulis.Wallohu alam bish showab.
Betul sekali Ibu. Salah tafsir.....itulah akibat membaca teks tanpa tahu konteks. Semoga kita tetap istiqomah dalam memperbaiki diri. Slm sehat dan sukses selalu utk Ibu Karyani. Barakallah, Ibu....
Mantap. Setuju sekali. Seseorang yang sukses membaca suatu teks adalah pembaca yang tidak hanya memahami teks saja, tetapi juga konteks dari teks yang dibacanya. Membaca tanpa memahami konteks akan mengakibatkan penafsiran yang berbedabeda tentang teks tersebut.
Alhamdulillah. Terima kasih atas kunjungan dan komentar Bu Fit. Semoga Bu Fit sehat, bahagia dan sukses selalu. Barakallah.
ini lah yang selalu membuat saya tertarik membaca tulisan buEnggra, selalu ada pelajaran yang dibawa pulang. Saya salah satu pembaca setia yang sudah suka dengan tulisan ibu. Keep creating, bu!. You have your own readers. Barokallahu fiik.
Thanks in million ways dear. Kunjungan dan komentar bu Dian bagaikan suntikan semangat untuk diriku. Sehat, bahagia dan sukses selalu Ibu. Barakallah..
betul sekali..saya jg dengan sedikit pembaca..tp saya pembaca setia karya anda yg berkualitas..gak rugi pokoknya..jg ingat kasusnya bu Yayuk...hnya lihat gambar dan judulnya..isinya malah blm dipahami. trimakasih ilmunya..
Waah, kalau pak Eko pernah duduk lama di singgasana penulis populer ataupun artikel populer. Namun pak Eko irama pergaulannya grassroot deh. Orang yang humble. Aku suka. Inilah sesungguhnya ciri seorang penulis populer. Semangat pak Eko!. May big success be yours