Enggrasedes, M. Pd

Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar. Menggeluti profesi guru sejak tahun 1992. Diangkat sebagai PNS dengan penempata...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jeritan Rindu di Teluk Corona

Jeritan Rindu di Teluk Corona

Irvan dan Mutia yang baru saja dua tahun mengharungi bahtera rumah tangganya hidup bahagia dengan dikaruniai seorang momongan yang berusia lebih dari satu tahun.

Semenjak menikah Mutia ikut suami untuk tinggal bersama di kota Depok Jawa Barat. Kondisi ini mengharuskan Mutia untuk ikhlas melepaskan pekerjaannya di sebuah perusahaan swasta di tanah Minang. Irvan yang bekerja sebagai seorang guru di sebuah sekolah swasta di kota Depok senantiasa bersyukur atas segala rezeki yang dia dapat demi menghidupi keluarga. Demikian pula Mutia yang selalu merasa bahagia mendampingi suami walaupun jauh dari orang tua.

Mutia merasakan hari- hari yang dilaluinya semakin indah dan bermakna dengan kehadiran bayi sulungnya. Irvan pun tak merasa lelah walau seharian menghabiskan waktunya mencari hidup demi menafkahi keluarganya.

Karena mengikuti test CPNS di tanah Minang tempat kelahirannya, Mutia terpaksa mudik pada awal Februari yang lalu. Untung saja Mutia bisa pulang ke kampung bersama adik laki-lakinya yang kebetulan berkunjung ke Depok beberapa waktu sebelumnya. Jadilah mereka pulang bertiga termasuk bayinya.

Karena sebelumnya Irvan dan Mutia juga berencana untuk mudik pada lebaran mendatang, Mutia berniat untuk kembali ke Depok habis lebaran saja.

Setelah bertahan hidup terpisah dari suami selama lebih dari satu bulan, Mutia berkeinginan untuk balik saja ke ke Depok karena tak tega membiarkan suami hidup sendiri tanpa campur tangannya untuk mengurusi. Walau sesungguhnya kondisi demikian tidaklah dipermasalahkan Irvan.

Setelah membulatkan tekad dan memutuskan untuk kembali ke Depok, atas izin suaminya, Mutia pun membeli tiket pesawat pada sekitar dua minggu yang lalu. Pikir punya pikir, timbul kekhawatiran Irvan sanksi akan anak istrinya diperjalanan dan dia punya inisiatif untuk membatalkan keberangkatan istrinya ke Depok. Hal demikian dilakukan karena ingin memilih alternatif lain yaitunya Irvan saja yang pulang kampung untuk beberapa hari karena guru tak dituntut untuk datang ke sekolah setiap hari karena rencana libur corona.

Setelah menceritakan semua keadaan yang dihadapinya, Irvan mohon izin kepada pimpinan sekolah dan pihak yayasan untuk pulang menjenguk keluarga beberapa hari saja dan kemudian kembali lagi ke Depok.

Pada awalnya pihak sekolah dan yayasan mengizinkan Irvan untuk pulang ke kampung. Namun pada hari keberangkatan Irvan, pimpinan sekolah tiba-tiba ingat akan seruan yang telah disampaikan kepada peserta didik. Tidak boleh bepergian ke luar kota, itulah pengumuman yang telah disampaikan.

Karena harus konsisten dengan segala himbauan, pimpinan sekolah mencopot lagi izin yang telah terlanjur dia berikan untuk Irvan. Segera beliau telepon Irvan untuk membatalkan keberangkatannya ke Padang. Irvan yang saat itu sudah berada di ruang tunggu bandara Sukarno Hatta terperanjat kaget menerima perintah pimpinan yang mendadak. Galau bercampur kecewa mendera pikiran dan perasaanya Irvan seketika

Bingung mengambil keputusan, akhirnya Irvan dengan langkah gontai meninggalkan ruang tunggu. Perasaan dan logika bertempur begitu serunya. Takut akan kehilangan pekerjaan jauh lebih mendominasi dari pada rindu yang memuncak terhadap istri dan si buah hati yang baru saja bisa memaggilnya dengan kata “ayah”.

Sesak di dada dan berat di kepala mengiringi perjalanan Irvan kembali menuju rumahnya di Depok. Semenjak itu Irvan hanya berdiam diri sendiri di rumah (entah sampai kapan)sembari melawan jeritan rindu yang memekik dari lembah yang memisahkan dia dengan keluarganya.

Tak ingin dikuasai rasa kecewa yang mendalam, Irvan berusaha mengambil hikmahnya. Allah telah mengatur segalanya. Dan Allah jauh lebih mengetahui dirinya ketimbang dia mengetahui dirinya sendiri.

Akankah jeritan rindu ini menjelma menjadi gelak tawa bersama istri dan buah hati tercinta?

Semoga....

Batusangkar, 25 Maret 2020

#tantanganmenulisgurusiana (Hari ke-69)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sabar, skenario Allah yang terindah. Sukses selalu dan barakallahu fiik

26 Mar
Balas

Aamiin. Smg Allah berikan kekuatan hati utk ikhlas menjalani skenario yg tlh dipersiapkanNya. Terima kasih atas motivasinya Bu Vivi. Smg Bu Vivi sht dan sukses selalu. Barakallah.

26 Mar

Kesetiaan. Seorang abdi negara...

26 Mar
Balas

Semoga demikian Terima kasih tlh mampir dan menyemangati. Smg Ibu Sulastri sht, bahagia dan sukses selalu. Barakallah..

26 Mar

Kesetiaan sang abdi negara

26 Mar
Balas

InsyaAllah bahagia. Amin

26 Mar
Balas

Aamiin. Terima kasih Pak Arifin atas kunjungan dan do'anya. Sht dan sukses selalu. Barakallah.

26 Mar

Semoga berakhir bahagia. Aamiin...

26 Mar
Balas

Aamiin. Demikianlah hendaknya. Terima kasih Bu atas kunjungan dan motivasinya. Sht dan sukses selalu. Barakallah..

26 Mar

Semoga selalu bahagia

26 Mar
Balas

Aamiin. Terima kasih atas kunjungan dan do'anya Bu. Smg Ibu pun sht dan sukses selalu. Barakallah..

26 Mar



search

New Post