Ibu, Jasamu Takkan Pernah Terbalas
Posisi “Ibu” mendapat tempat yang amat mulia di antara manusia bukanlahlah hasil jajak pendapat ataupun hasil penelitian yang dilakukan oleh umat.
Tempat itu merupakan anugerah Allah. Allah yang menetapkan derajat kemuliaan seorang Ibu dimuka bumi ini. Kekuatan Ibu dalam mengandung dan menyusui anaknya merupakan pengorbanan yang tiada tara.
Dengan itu pulalah Allah memerintahkan kita umatNya untuk berbuat baik kepada kedua orang tua tetapi dengan penekanan akan jasa-jasa seorang Ibu terhadap anaknya; “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang ibu-bapakmu dan hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)
Jasa Ibu tak dapat dibayar dengan apapun. Mengabdi kepada Ibu bukanlah berarti melunasi segala pengorbanannya untuk kita.
Pengabdian itu merupakan kewajiban. Hadits shahih, riwayat Bukhari, no 1407 mengatakan, “Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian.” Sungguh tak wajar kita berbuat durhaka kepada Ibu karena beliau adalah sosok yang telah memberikan pengorbanan terbesar demi kehidupan kita. Ibu yang mengandung, melahirkan, yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya dalam mendidik dan mengurus sampai kita menjadi dewasa.
Semua itu dilakukan tanpa keterpaksaan. Ikhlas adalah sandaran utama dalam segala pengorbanan. Ibu tak harap dapat penilaian dari siapapun kecuali berharap ridhoNya yang Maha Mengetahui.
Keutamaan seorang Ibu membuat doa-doa beliau mustajab. Doa seorang Ibu adalah doa yang selalu dinanti anaknya karena termasuk tiga doa yang istimewa karena kemakbulannya. Sebuah hadist menyampaikan bahwa tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi adalah; doa orang tua, doa doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang yang dizalimi (HR Abu Daud).
Berbahagialah yang masih dapat menikmati sejuknya aliran doa-doa Ibu. Ibu yang tak putus menyayangi dan mengasihi.
Ibu diistimewakan karena kemuliaanNya di mata Allah. Adakah Ibu yang tidak mulia karena tidak tahu akan kemuliaannya? Mengingat jasa Ibu hendaknya membuat kita belajar untuk menjadi Ibu.
Marilah menjadi sosok Ibu yang dapat diteladani karena sholehah, penuh kasih sayang, orang terdekat dengan buah hati, berilmu, tahu jalan menuju syurga, dan pendidik yang terbaik.
Batusangkar, 18 Februari 2020
#tantanganmenulisgurusiana (Hari ke-33)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masya Allah tabarokalloh bu. Smg kita mjd anak yg sholihah. Doa anak yg sholih akan sampai pd ortu yg tlh menghadap ke Rahmatulloh. Sukses bu dan sehat sll tuk ibu seklg.
Aamiin. Terima kasih bu Karyani. Semoga Ibu dan klg juga sehat dan sukses selalu.
Berbahagialah yang masih dapat menikmati sejuknya aliran doadoa Ibu. Ibu yang tak putus menyayangi dan mengasihi. Alfatihah buat kedua mama dan papaku, semoga Allah memberikan tempat yang mulia di susiNya
Aamiin. Al Fatihah untuk almarhum dan almarhumah. Semoga aliran doadoa kita memberikan cahaya dan ke lapangan di alam kubur beliau. Di syurgalah tempat beliau hendaknya. Semoga Bu Fit juga senantiasa dalam limpahan nikmatNya. Terima kasih atas kunjungan gan dan tanggapannya. Barakallah, Bu Fit.
Maaf, Bu Enggra. Penulisan kata "JasaMu" pada judul tersebut seharusnya "Jasamu". Penulisan kata ganti "Mu" dan "Nya" (yang diawali huruf kapital) hanya untuk Tuhan. Kemudian penulisan frasa "diantara" dan "dimuka" seharusnya "di antara" dan "di muka". Mengapa? Karena "di" tersebut merupakan kata depan, bukan awalan sehingga penulisannya harus dipisah dengan kata berikutnya. Teruslah berkarya, semoga sukses.
Alhamdulillah. Terima kasih pak Edi. Komentar pak Edi membuat aku tetap belajar dan memperbaiki diri. Bimbingan gratis...he he.. Baiklah, segera kuedit. Semoga pak Edi sehat, bahagia dan sukses selalu.
Betapa mulianya seorang ibu, sehingga Rasulullah menyebutnya 3x, ibumu...ibumu...ibumu...ayahmu. Tak hanya berbanding 3x, Allah titipkan pula surga di bawah telapak kakinya. Semoga kita termasuk orangorang yang berlimpah keberkahan dari dia seorang ibu. Juga..., menjadi ibu yang penuh keridhoan. Aamiin yaa robbal alaamiin. Semoga Bundo dan keluarga sehat, bahagia, dan sukses selalu serta senantiasa dalam ridhoNya. Barakallah...., Bundo.
Aamiin ya Allah. Semoga kita sukses memuliakan Ibu, dan sukses pula menjadi Ibu yang mulia. Terima kasih Ibu Rai, tanggapan yang melengkapi tulisanku dengan dalildalil sahih yang tak terbantahkan. Semoga kita senantiasa dalam limpahan nikmatNya. Barakallah, Ibu
Masyaallah, paparan tentang ibu yang luar biasa. Tulisan yang berdaging hingga akurat kebenarannya. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Terima kasih bu Vivi atas kunjungan dan apresiasinya. semoga bu Vivi sehat, bahagia dan sukses selalu.