Hindari Kalimat Rancu!
Kalimat yang rancu berarti kalimat yang kacau atau kalimat yang susunannya tidak teratur. Kalimat tersebut mengakibatkan informasinya sulit dipahami.
Rancu atau tidaknya sebuah kalimat dapat disebabkan oleh penataan gagasannya dan struktur kalimatnya. Jika dilihat dari penataan gagasan , kerancuan sebuah kalimat dapat terjadi karena ada dua gagasan digabungkan ke dalam satu pengungkapan. Sementara itu, jika dilihat dari strukturnya, kerancuan itu timbul karena penggabungan dua struktur kalimat ke dalam satu struktur.
Contoh kalimat rancu;
1. Menurut para pakar sejarah mengatakan bahwa candi Borobudur dibangun pada masa kerajaan Syailendra.
Kalimat ini rancu karena susunannya terdiri atas dua struktur kalimat. Struktur yang pertama dimulai dengan kata menurut sedangkan yang kedua dimulai dengan subjek ‘pelaku’ (para pakar sejarah) yang diikuti oleh predikat mengatakan. Kalimat rancu ini dapat dikembalikan pada struktur semula, yaitu;
(1a) Menurut pakar sejarah, Candi Borobudur dibangun pada masa kerajaan Syailendra.
(1b) Pakar sejarah mengatakan bahwa Candi Borobudur di bangun pada masa kerajaan Syailendra.
Agar kalimat yang kita susun tidak menjadi rancu, ungkapan sejenis mengatakan bahwa, menyebutkan bahwa, atau menyatakan bahwa tidak perlu digunakan jika kalimat yang kta susun dimulai dengan kata menurut. Sebaliknya, jika kita akan menggunakan ungkapan mengatakan bahwa, kata menurut tidak perlu digunakan pada awal kalimat.
2. Meskipun perusahaan itu belum terkenal, tetapi produksinya banyak dibutuhkan orang.
Kerancuan kalimat ini disebabkan oleh penggabungan kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk setara ke dalam satu kalimat. Pebaikan kalimat ini pun dapat dilakukan dengan mengembalikan kalimat tersebut ke dalam struktur kalimat aslanya sebagai berikut;
(2a) Meskipun perusahaan itu belum terkenal, produksinya banyak dibutuhkan orang.
(2b) Perusahaan itu belum terkenal, tetapi produksinya banyak dibutuhkan orang.
Jika kata meskipun/walaupun sudah digunakan,kata tetapi tidak perlu lagi digunakan. Sebaliknya, jika kata tetapi yang yang digunakan, kata penghubung meskipun/walaupun tidak perlu digunakan.
Kerancuan kalimat seperti yang terdapat pada contoh di atas sebenarnya tidak perlu terjadi jika penyusun kalimat dapat mengungkapakan gagasannya secara cermat dan teratur. Dengan menata gagasan secara cermat dan teratur, kalimat yang tersusunakan terhindar dari kerancuan seperti itu.
Mari belajar menghindari kalimat rancu!
Sumber: Buku Praktis Bahasa Indonesia, Jilid 2; Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa; 2011
Batusangkar, 19 Februari 2020
#tantanganmenulisgurusiana (Hari ke-34)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap bu Enggra, thanks a lots infonya. Maaf ya bhsnya campuran he...he
Nevermind. I like it. Terima kasih tlh berkunjung dan mengapresiasi. Barakallah, bu Karyani.
Terima kasih, B Enggra, mengingatkan lagi hal seperti ini saat kita sudah banyak khilaf dlm menulis. Guru bhs inggris mmg jeli dg halhal seperti ini karena selalu mengoreksi tulisan siswanya kan bu... Saya pernah juga dl bu, hehe... kadang kita gemes liat tulisan siswa yg idenya bagus banget tapi tulisannya baru bagus saja, hehe...
Betul bu Dian. Kebi
Betul bu Dian. Kebiasaan terkadang menjadi ukuran bagi kita dalam menentukan kebenaran. Sementara petunjuk atau akidah yang sesungguhnya tidak demikian. Tetap belajar merupakan upaya yang kontinu harus dilakukan. Terima kasih telah berkunjung dan berkomentar. Semoga sehat dan sukses selalu. Barakallah, bu Dian.
Terima kasih ilmunya bu
Samasama bu Marchilia. Saya pun dalam rangka belajar. Mari kita saling melengkapi. Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. Semoga Ibu sehat dan sukses selalu.
mantab,terimakasih ilmunya..walaupun aku belum paham tapi aku menggunakannya...nah lhoh...ha.ha..salam deh pak,eh..bu..
Maaf Pak Eko. Kalimat di atas ndak usah pakai 'tapi' karena sdh ada 'walaupun'. Bukan 'mantab' tetapi 'mantap' ... He he... masa doktor saya ajari... hik. Lagian, klo pak Eko dipanggil Ibu karena ada kesalahan tak sengaja yg diperbuat. Klo aku mah pakai namaku sendiri msh banyak yg panggil 'bapak'... ha ha. Mksh pak Eko sdh berkunjung dan menanggapi. Sehat dan sukses selalu..
Tksh..Mantab paparannya ttg klmt rancu.Sukses selalu pak.Semoga sy bisa menjlnkn ilmu yg di bagi.Sehat dn sukses selalu.
Terima kasih bu Farida atas kunjungan dan komentarnya. Mudahan bermanfaat untuk kita, terutama saya yang menulis. Sehat dan sukses juga untuk Ibu. Barakallah.