Ramadhan Pertama
Kehadiran Ramadhan ternyata belum mengubah kekerasan hati Syarif untuk meminta maaf pada kedua orang tua dan saudara saudaranya, ibu Syarif mulai terisak dan berkaca melihat kelakuan anaknya yang berubah seratus sembilan puluh derajat dari biasanya, sudah beberapa bulan terakhir ini Syarif memang berubah dan mulai menjauh dari keluarga, lebih suka sendiri, diam dan tak ingin ditegur siapapun termasuk ayah dan ibunya.
Ibu Syarif berharap pada Ramadhan ini akan ada perubahan dan Syarif kembali berkumpul dalam situasi sahur dan berbuka,namun harapannya hampa, Syarif tetap dengan sifatnya semula dan menghindar dari semua anggota rumah, sambil menangis ibu Syarif menemuinya setelah usai sholat magrib sambil menasehati dan menggugah hatinya.
Ahamdulillah Syarif menunjukkan perubahan dengan menjulurkan tangan tanda permintaan maaf tapi ketika sang ibu ingin memeluknya Syarif cepat menghindar dan mengelak ibu Syarif merasa sangat sedih dan kecewa, tapi syukurlah ada sedikit perubahan sifat Syarif hari ini, gumam ibunya sambil menyeka air mata kekecewaan...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga syarif mendapat petunjuk di bawah lan yg suci ini dan Bunda syarif selalu bersabar dan mendoakan syarif
Karen ceritanya. Syukur ada perobahan Syarif. Lanjutkan menulisnya say