PERUBAHAN ZAMAN
Di atas langit masih ada langit. Tidak baik menganggap diri kita lebih dari apa pun. Tidak baik menganggap tak ada orang yang melebihi kemampuan kita. Tidak baik bermulut besar. Tidak baik...dst. Itu nasihat yang sering kita dengar dari orang tua kita dulu. Sekarang, nasihat itu juga kita sampaikan kepada anak-anak kita. Dulu, hanya dengan mendengar, anak-anak mengindahkan nasihat itu. Masa itu, anak-anak tidak berani bertanya mengapa, apa, bagaimana. Memandang ayah berbicara saja tak kuasa. Bukan tidak mampu tetapi tidak berani. Anak zaman old, sangat patuh kepada orang tua. Tidak berani membantah apalagi mengabaikan perintah. Sekarang, zaman sudah berubah. Anak akan bertanya, apa maksudnya di atas langit ada langit. Anak akan bertanya langit ada berapa. Anak akan bertanya, kenapa tidak boleh menganggap diri kita lebih dari orang lain. Maksudnya apa, dst. Itulah perbedaannya. Anak-anak sekarang tidak seperti kertas putih yang tanpa coretan. Anak-anak sudah mempunyai pengetahuan. Anak-anak lebih berani untuk mengungkapkan ketidakbenaran. Anak-anak tidak takut berbicara kepada orang tua, memandang saat orang tua bicara, bahkan membantah jika yang disampaikan orang tua tidak sesuai dengan pikirannya. Itu pula yang terjadi di kelas. Kita tidak bisa hanya melarang tanpa memberikan alasan. Oleh karena itu, guru zaman know tidak boleh otoriter. Bukan zamannya lagi guru menjadi penguasa tunggal di kelas. Tiga puluh dua kepala yang berada di kelas memiliki tiga puluh dua pikiran dan gagasan yang berbeda. Maka, jangan menganggap ketika satu anak menjawab iya, lainnya juga iya. Karena itu, buatlah kelas menjadi lebih bermakna. Mereka bukan hanya ingin mendengar, tetapi juga melihat, berbicara, bahkan melakukan. Guru harus berperan sebagai fasilitator, moderator, dan morivator. Beri kesempatan anak-anak bicara, guru hanya mengarahkan, memfasilitasi. Buat mereka paham dengan cara mencari tahu dari berbagai sumber. Biarkan mereka menyelesaikan masalah dengan mencari solusi sendiri. Tidak perlu disuapi lagi. Tidak perlu diceramahi. Kecerdasan intetektual memang penting. Namun kalau kepandaiannya hanya dimanfaatkan untuk dirinya sendiri maka akan mubazir, tiada guna. Ajari anak menggunakan otak kanan dan kiri secara seimbang. Ajari mereka menggunakan hati. Akan jauh lebih hebat kumpulan orang yang terkoneksi daripada seorang genius yang sendiri. Artinya, manusia tidak bisa hidup sendiri. Setiap manusia akan selalu berhubungan dengan manusia lain. Manusia akan bermakna ketika bermanfaat bagi orang lain. Berilah contoh sederhana, untuk memakan nasi saja, ia tidak menanam padi sendiri, memanen sendiri, mengolah sendiri, dst. Betapa tidak mungkin melakukan segala sesuatu sendiri. Jadi, ajari anak anak-anak bekerja sama. Ajari mereka berkolaborasi. Ajari mereka mempunyai hati. Ajari mereka dengan perbuatan kita karena mereka bukan pendengar yang baik tetapi peniru yang baik. Selamat menjadi guru zaman know..
Selamat menciptakan pembelajaran yang bermakna..
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
benar sekali bu guru, anak zaman now tidak bisa dididik seperti zaman kita dulu. mereka tumbuh dengan teknologi yang semakin canggih sehingga perlu guru perlu menyesuaikan perkembangan yang ada.
Begitulah.. Sayangnya meski zaman berubah, masih ada guru yang mengajarnya tidak berubah