Pada tulisan yang lalu, Bermain dengan Matematika (1), saya sudah menceritakan permainan yang diberikan pada siswa. Saat itu siswa diminta menetapkan dua bilangan ratusan pilihannya sendiri secara rahasia. Bilangan kedua diperoleh dari bilangan pertama dengan cara membalik susunan angka. Misalnya seorang siswa memilih bilangan 987 maka bilangan kedua adalah 789. Kemudian mereka diminta untuk menghitung selisih kedua bilangan itu. Jangan heran lho, masih ada siswa kelas X yang tidak paham apa dan bagaimana selisih dua bilangan.

Bilangan pertama, kedua dan selisih dua bilangan yang mereka miliki tetap menjadi rahasia hingga salah seorang siswa yang diminta, memberitahukan bilangan depan miliknya. Dengan informasi itu, saya dapat menyebutkan selisih bilangan yang ia miliki secara lengkap. Misalnya Ahmad mengatakan bahwa angka pertama dari selisih bilangan miliknya adalah 2, maka saya sebutkan bahwa bilangan lengkapnya adalah 297.

Pada pertemuan kedua, seperti yang telah saya perhitungkan sebelumnya, para siswa minta kembali bermain “sulap” matematika. Tentu saja secara bijaksana permintaan itu harus ditolak. Mengapa? Permainan matematika tersebut, bukan salah satu target kurikulum; bukan inti pelajaran; hanya sebagai penghangat suasana dan menciptakan daya tarik; mencairkan pandangan bahwa matematika itu selalu serius; dan, tentu saja, sebagai latihan aritmetika sederhana yang menjadi prasyarat seluruh kompetensi matematika SMK. Tentunya penolakan diupayakan untuk tidak mengecewakan mereka. Saya janjikan pada pertemuan minggu depan, sulap ala Jo Shandi akan kembali digelar dengan permainan yang lebih seru.

Ketika sampai pada pertemuan pekan kedua seperti telah dijanjikan, kembali saya menggelar permainan matematika itu. Kali ini permainan masih merupakan rangkaian permainan ke-1 dengan sekenario yang berbeda. Hanya seorang siswa yang diminta terlibat dalam permainan. Dengan sukarela, Eko Purnomo maju sebagai relawan yang akan bermain.

Saya memberikan intruksi dengan gaya Master Jo Shandi

“Eko, silahkan kamu tetapkan bilangan ratusan tanpa angka kembar sebagai bilangan pertama. Jika sudah balikkan susunan angka itu dan jadikan bilangan kedua kemudian hitung selisihnya, seperti permainan pekan lalu!”

“Sudah? Kalau sudah, buat bilangan lagi dengan membalikkan susunan angka selisih tadi”.

“Jika sudah, jumlahkan bilangan selisih dengan bilangan baru tersebut”.

“Sudah?”

“Baik, simpan hasil hitungan tersebut di mejamu, dan maju ke depan”

Di depan saya menyalami Eko dengan genggaman yang erat sambil mengatakan bahwa saya akan menuliskan hasil hitungan kamu di papan tulis, dengan tangan kiri saya harus dipegang Eko. Sayapun menuliskan bilangan itu di papan tulis. Nampak Eko Purnomo tercengang. Dan saya meminta seorang siswa lain mengambil hitungan eko dan melihatnya. Saya tanya dia apakah bilangan yang saya tulis di papan sama dengan hasil hitungan Eko.

Ternyata, benar sama persis. Bersorak lah semua siswa dengan girang.

Saya janjikan pekan depan, ada pertemuan khusus mendiskusikan permainan tersebut dan harus ada siswa yang berhasil membongkar rahasianya dan mampu memainkan sulap tersebut.

Permainan itu hanya menghabiskan waktu kl 10 menit. Dan pelajaran dilanjutkan dengan kompetensi seperti seharusnya menurut alur standar isi.

Terima kasih, nantikan permainan selanjutnya pada BERMAIN DENGAN MATEMATIKA (3), Ciamis, 20 Agurtus 2017, pk. 23:34

(permainan bilangan diadaptasi dari https://akzerikho.wordpress.com )