Setangkai Kasih Putih (35)
Gurusiana menuju ke 180 (132)
Setangkai Kasih Putih (35)
Oleh :
Endang Handayaningsih
Minggu pagi yang cerah sepulang dari gereja, Ratih dan Dewa bertiga Cinta langsung meluncur ke Pantai Popoh. Ingin menikmati indahnya pantai laut selatan. Bagus ditinggal di rumah kost bersama Mbak Darmi, pengasuhnya. Sengaja tidak diajak, dia masih terlalu kecil. Karena angin pantai sangat kencang.
Deburan ombak di pantai membuat hati Cinta sangat senang, dia baru kali ini melihat laut. Sewa dan Ratih, duduk berdua dengan santainya. Tak jauh dari ayah bundanya Cinta main pasir, sambil bernyanyi kecil. Sekali kali berteriak memanggil bundanya, sambil berlari. " Bunda, Ayuk kejar !"
Mendengar teriakkan putri kecilnya, Dewa berdiri dan mengejarnya. Cinta melihat ayahnya mengejar,lari makin kencang . Dia tertawa lepas, nampak ceria. "Ayah, itu ada burung terbang!" Teriaknya ketika melihat burung, di tengah laut sedang berterbangan.
Hati Ratih merasa sangat bahagia, melihat keceriaan putrinya bersama suaminya. Andaikan kebersamaan itu dapat terjadi setiap hari, pastilah Cinta akan sangat bahagia. Senyum Ratih mengembang, membayangkan semuanya itu.
Lelah berlarian bersama sang ayah, Cinta datang kepada bundanya. Dia minta minum, dan makan kue yang dibawa dari rumah. Dewa menatap putrinya, yang makan dengan lahap di pangkuan ibunya. " Kamu lapar ya, habis lari lari !" Dicubitnya pipi Cinta yang montok.
Cinta mengangguk, mendekati sang ayah duduk di pangkuan ayahnya. Di pangkuan ayahnya tidak lama, turun lalu bermain pasir. " Ayah, aku takut!" Dia meloncat berdiri, dan memeluk ayahnya. Ternyata ada kerang kecil, yang berjalan di pasir. "Oh itu kerang, gak papa sayang. Dia gak menggigit, itu lihat... mereka juga main kerang!"
Dewa menggendong putrinya, serta menunjuk anak anak lain yang juga bermain kerang. Ternyata kerangnya lepas dari penjual, yang tidak jauh dari Cinta bermain pasir. " Mari neng, ini tidak menggigit !" Penjual kerang mendekati dan membawa sekotak kerang, yang akhirnya Cinta minta dibelikan.
Tanpa terasa hari telah menjelang sore, Ratih berdiri mengajak suami dan putrinya pulang. Seharian main di pantai, mereka sangat menikmati kebersamaan dan kebahagiaan yang sangat memuaskan. Mereka bertiga dengan santai, mengendarai Vespa kembali ke tempat kostnya Ratih. Di halaman Bagus telah menunggu, dia melonjak gembira dalam gendongan Mbak Darmi. Ketika melihat ayah,ibu dan kakaknya datang.
* * * * * * * ( Bersambung )
Semeru Indah, 26 September '20
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren ceritanya bunda. Salam literasi
Amiiin...Terima kasih Diajeng, hadir dan apresiasinya. Salam literasi.
wow, bahagianya Ratih dan Dewa melihat si kecil bermain di pantai...iya, refreshing sangat perlu bg mereka berdua yg sibuk..lanjutkan
Amiiin...Matur suwun Dimas Eko, kunjungan dan apresiasinya.Salam literasi, met siang.
Bahagia rasanya membaca kisah Dewa dan keluarganya. Sukse selalu dalam beekarya, bunda!
Terima kasih Diajengku say...Kunjungan dan apresiasinya, met siang... salam literasi.
Serasa sejuk bercerita kebahagiaan di pantai
Terima kasih Diajengku cantik, kunjungan dan apresiasinya. Salam literasi, selamat malam.
Mantab..sukses selalu
Terima kasih Dimas Sukadi, hadir dan apresiasinya.Salam literasi, met siang.