Setangkai Kasih Putih (30)
Gueusana menuju 180 (124)
Setangkai Kasih Putih ( 30 )
Oleh :
Endang Handayaningsih
Satu minggu sebelum Ratih masuk kerja, ada tetangga ibunya bersedia menjadi pengasuh Bagus. Cinta di rumah eyangnya bersama bibi yang menjaganya. Sementara ada solusi, untuk menjaga Cinta dan Bagus.
Ratih mendapat tempat tinggal di dekat sekolahan. Waktu istirahat dia dapat pulang ke tempat kost, untuk menyusui Bagus. Semuanya serba di atur oleh Yang Maha Kuasa.
Ketika Ratih mencari kost,mendapat rumah pensiunan dinas departemen agama ( penghulu ). Sedangkan dia seorang guru Agama Katolik. Inilah indahnya hidup di Negara Indonesia, penuh dengan toleransi. Perbedaan menjadi indah, kalau kita saling jaga.
Ratih tinggal bersama pengasuhnya Bagus. Cinta bersama Dewa, setiap Sabtu mereka mengunjungi Ratih di tempat kostnya. Senin pagi pulang ke Nganjuk. Cinta nampak sangat bahagia, setiap bertemu bunda dan adiknya. Ratih merasa haru, rasanya tak ingin lagi berpisah dengan buah hatinya.
Ratih harus tetap menjalani, karena itu sudah menjadi pilihannya. Tidak mungkin dia menghindari, kesabaran hatinya sedang diuji. Harus dengan sabar menunggu waktu, untuk dapat pindah tugas. Yang dekat, satu kota dengan Dewa suaminya.
Di samping kamar Ratih, juga tinggal seorang penghulu yang masih aktif. Mereka hidup saling berdampingan, dengan damai. Pengasuh Bagus pun seorang muslim,dia adalah tetangga dari kampung Ratih. Setiap malam, dia juga ikut mengaji bersama tuan rumah dan keluarganya.
Tuan rumah juga sangat baik, begitu sayang kepada Bagus. Setiap saat pengasuhnya sedang mencuci, atau membersihka kamar. Bagus dibawa ke rumah induk, diajaknya bermain. Keadaan seperti ini, membuat Ratih agak terhibur selama jauh dari Dewa dan Cinta.
Di sekolah dasar,tempat Ratih dinas. Siswa yang beragam Katolik, sedikit sekali hanya lima orang. Membuat Ratih mengajarnya satu hari, selama satu minggu. Satu kecamatan hanya Ratih sendiri,guru Agama Katoliknya. Akhirnya Ratih mengajar di beberapa sekolah dasar.
Dengan senang hati, setiap hari dia pindah sekolah. Untuk mewartakan kabar suka cita kepada para siswa, yang selama ini belum ada gurunya. Para orang tua murid juga merasa senang,putra putrinya sekarang bisa mendapat pelajaran agama. Sesuai dengan agamanya di sekolah. Yang selama ini hanya mendapatkan, di gereja pada hari Minggu ( Sekolah Minggu ).
* * * * * * *( Bersambung )
Semeru Indah, 18 September '20
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren mbak.Aku juga banyak teman sahabat yg berbeda kyakinan dg aku.tp bgku itu urusan pribadi.kita tetap sahabat saling suppo.Karena Nabiku Muhamad jg prang yg sangat menjunjung tinggi nilai toleransi beragama.Syeh Ali jabir jg bersshabat dg para pendeys.kenapa kita tidak.Mnurtku itu suatu keindahan yg tulus.
Amiiin....Betul Diajengku say...Keberberdaan dan keberagaman itu indah sekali... dengan Cinta kasih dan ketulusan, Semua itu Anugerah-Nya.
Org mksdku.Dan pendeta mksdnya
Yesss Diajengku, saya juga tergabung dalam PAUB( Perempuan Antar Umat Beragama ) Persahabatan terjalin dengan indahnya, amboy sungguh damai... Salam persahabatan penuh kedamaian say, met pagi.