SAMA WETON
SAMA WETON
Hari sudah sore, menjelang maghrib, bapak masih asyik dengan buruannya, burung tengkek buto. Aku pegangan lengan bapak, tapi tanganku selalu ditolak, karena bapak tidak bisa konsentrasi membidik. “Waah mrucut meneh,” (lepas lagi) kata bapak kesal. Tapi kelihatannya si burung sudah tersrempet kakinya, dia terbang sambil menjerit. Bapak penasaran, karena tidak pernah bisa menembak burung ini. Hari mulai gelap, aku merengek, aku takut, lalu dengan kecewa bapak menarikku pulang.”
“Jadi anak laki tidak boleh cengeng, harus berani,” begitu bapak menasehatiku.Sampai di rumah badanku panas, aku ketakutan. Ada wajah menyeramkan diatas pintu, matanya melotot padaku. Aku berteriak, aku meracau, “Kau sudah menyakiti piaraanku, aku akan ambil anakmu,” bapak ketakutan. Pasti tengkek buto itu piaraan gendruwo di kebun bambu tegalan sana, pikir bapak. “Kau tidak bisa ambil dia, dia bukan anakku,” kata bapak berani, semua orang tercengang, dan bapak hanya menaruh telunjuk di bibirnya. “Panggil mbah Wiro”, kata bapak, dan seseorang memanggil mbah Wiro. Wanita tua yang selalu membantu keluargaku. Dia serba bisa, dari memijit, masak sampai mengobati orang. Mbah Wiro datang tergopoh, sambil marah-marah. “Siapa mau berani ambil anakku, minggir !!,” kata mbah Wiro garang, orang-orang menepi, ketakutan. Mbah Wiro segera angkat kain dan aku di lompati pas di kepalaku, sambil komat kamit. Tentu aku tidak melihat apa-apa, karena tidak sadar, dan aku masih 5 tahun ketika itu. Ajaib, aku sembuh, dan tidak ada lagi yang mengganggku.
Syukur bapak pernah membuangku ketika bayi dan diambil mbah Wiro, secara adat. Hal itu dikarenakan, weton lahirku sama dengan bapak, yaitu Jemuah Wage (Jum’at Wage). Jadi gendruwo tidak bisa mencelakaiku, karena aku sudah jadi anaknya mbah Wiro. Ini tradisi Jawa di masa lalu. Entah benar atau tidak, tapi mitos ini masih dipercayai hingga sekarang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar