#tagur-251

TERIMA KASIH

oleh : EMILIA TRIAS ANANDA

Senang saja melihat dan mendengar siswa yang masih mengucapkan terima kasih ketika saya membagikan apakah itu kertas ujian, buku atau sekedar memberikan paraf di catatan mereka. Senang mendengar kata terima kasih keluar dari mulut mereka tanpa paksaan. Mungkin ini yang dinamakan kebahagian seorang guru ya. Sekedar mendengar mereka mengucapkan terima kasih sudah membuat guru berbunga. Bukan karena haus ucapan terima kasih. Bukan. Tapi lebih kepada norma kesopanan.

Sejak pandemi melanda negeri ketika pembelajaran harus dibatasi ruang dan jarak disitu saya merindukan interaksi langsing dengan peserta didik. Entah kenapa saya rindu mendengar mereka mengucapkan salam, mengucapkan terima kasih ketika berkegiatan di kelas. Saya rindu. Sampai ketika proses belajar mengajar sudah kembali bisa normal. Namun ada gundah di hati melihat mereka yang berubah. Antara ada dan tiada. Hatinya masih seolah berada di dunia maya. Mengawang-awang. Belum sepenuhnya berada di sekolah dan di ruang-ruang kelas. Sungguh saya kecewa.

Waktu berlalu masa berputar juga. Sampai kemudian saya mulai kembali mendengar mereka menyapa dan mngucapkan salam serta terima kasih ketika dibantu. Hati saya kuyup dan berbunga-bunga. Semoga ini bukan hanya sebagai lipservice. Di bibir saja. Atau hanya sekedar ambil muka. Berharap ini akan menjadi karakter mereka. Sopan, santun dan berjiwa sosial.

Ketika masuk kelas dalam berinteraksi telinga saya siap-siap mendengar reaksi mereka ketika diberikan kertas ujian. Menyiapkan telinga untuk mendengar ucapan-ucapan yang baik dari mulut mereka. Semoga ini akan menjadi penguat karakter pemimpin masa depan. Semoga berkelanjutan dan menjadi praktek baik buat mereka.

Payakumbuh, malam di 19 Oktober 2022