
TERCEKAT
#tagur-225
TERCEKAT
oleh : EMILIA TRIAS ANANDA
Ada yang tercekat ditenggorokan ketika menikmati makanan. Terlebih kalau itu makanan kesukaan anak yang sedang merantau jauh dari rumah. Yang teringat anak. Apa sudah makan. Dengan apa dia makan. Apakah seenak masakan di rumah. Bergalau. Andai dan andai. Ya andai dekat maulah setiap hari berkirim lauk untuk anak. Tapi ini jauh. Bayangkan 2057km.
Suami menanggapi kalau biar dia beradaptasi dulu dengan lingkungan. Belajar budaya baru. Belajar cara baru. Banyak ya yang harus dipelajari. Padahal saya maunya mengirim beras dari sini. Katanya nasi disana bergetah seperti makan ketan. Kalau kebanyakan air malah seperti bubur. Ketika Ahda bercerita masak nasi tetapi airnya kebanyakan maka saya sarankan kenapa tidak ditambah gula aren saja kan bisa jadi bubur manis. Eh… mana sempatlah ya.
Ketika video call setiap malam bertepatan pula waktu makan malam kami di rumah. Adik-adiknya malah usil. Memperlihatkan masakan di rumah. Ahda hanya mampu berucap,”Ndeee… Ahda nio lah lado mode itu.” Katanya belum bertemu rasa masakan seperti di rumah. Walau kala itu abi sudah survey rumah makan Padang. Tapi lidah Padang kakak tak bisa dibohongi. Katanya cabenya manis. Ayamnya juga tak berasa ayam di rumah. Mau makan lado dendeng dengan bawang di ‘tokok’ kasar. Duhai kakak….ummi tercekat disini ketika makan. Terasa kok bagaimana beradaptasi itu perlu waktu. Ingin ummi terbang kesana memasak untuk kakak. Bersabar dulu ya. Ummi sedang berusaha melobi abi ( hehehe ) dan mencari bagaimana cara agar masakan dari rumah masih segar sampai disana. Bersabar ya kak.
Seperti inilah dulu barangkali yang dirasakan kedua orang tua kami. Saya masih ingat mama akan menitikkan air mata kalau sedang makan kesukaan uda yang sedang di rantau. Kala itu saya merasa biasa saja. Malah sering mengolok mama kok nangis sambil makan. Nah kini baru terasa. Ternyata memang berat.
Berharap disana kakak bisa beradaptasi segera. Ala bisa karena terbiasa. Semangat nak. Doakan kita sehat dan mudah rezeki ya. Aamiin.
Payakumbuh, malam di 23 September 2022, Jumat
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar