Emilia Trias Ananda

“Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”(Imam Al-Ghazali) Emilia Trias Ananda, lahir di Kota Payakumbuh...

Selengkapnya
Navigasi Web
PITOPANG BASAH

PITOPANG BASAH

#tagur-43

PITOPANG BASAH

oleh : EMILIA TRIAS ANANDA

Ketika ditanya apa sukunya kemudian saya jawab Pitopang maka kalimat yang meluncur setelah itu adalah “Oh…Pitopang basah yo.”

Begitu identiknya Pitopang dengan hujan maka ketika suku Pitopang mengadakan acara dan tidak turun hujan ketika helat digelar maka patut dipertanyakan sukunya. Maksudnya suku Pitopangnya tidak asli. Saya pikir ada-ada saja ini.

Saya lahir dan dibesarkan di kampung halaman dengan suku Pitopang. Sebanyak helat yang saya lihat ketika orang Pitopang ada hajatan maka akan turun hujan. Kadang hanya gerimis saja. Menandakan dia memang orang Pitopnag. Lalu apakah saya percaya dengan mitos ini. Kalau saya percaya berarti bertambah dong Rukun Iman saya hehehe.

Saya masih ingat ketika walimahan saya dilangsungkan Alhamdulillah tidak turun hujan deras. Hanya gerimis di sore hari turun sebentar. Saya dan suami berpikirnya begini ketika di dalam pikiran semua orang Pitopang itu identik dengan basah dan hujan maka ini sebenarnya adalah doa agar diturunkan hujan. Sebuah permintaan kadang seperti tak sengaja namun efeknya luar biasa. Maka ketika suku Pitopang mengadakan acara karena dalam pikiran sudah tertanam kata basah dan hujan maka Allah kabulkan itu.

Bicara tentang adat dan budaya akan selalu ada hubungannya dengan mitos atau kepercayaan. Tidak hanya di Minangkabau tapi suku lain pastilah punya hal-hal unik yang kadang berseberangan dengan logika kita. Maka disinilah dipertaruhkan aqidah kita. Percaya pada mitos bahwa setiap ada alek ( hajatan ) suku Pitopang akan turun hujan atau tidak sama sekali. Karena sejatinya yang punya kuasa menurunkan hujan dari langit adalah Allah sang Pencipta. Tak ada yang lain. Bukankah Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah : 22)

Lalu masihkah kita mencari pembenaran terhadap sesuatu yang masih abu-abu kebenarannya. Jangan sampai kita mempercayai sesuatu yang mengakibatkan rusaknya iman di dada. Hujan adalah salah satu tanda kekuasaan Allah “Azza Wa Jalla. Jangan dikait-kaitkan dengan mitos yang belum tahu kebenarnya seperti apa. Saya yakin esensi dari sebuah alek yang digelar tidaklah dinilai dari hujan atau tidaknya hari. Namun lebih kerasa syukur kita pada Allah masih diberi kesempatan menjalin silaturahim mengundang sanak saudara yang akan mengantarkan doa buat yang punya hajat. Salam dari saya Urang Pitopang Pondom tanpa basah.

Payakumbuh, malam di Jumat 25 Maret 2022 ( saat udara panas melanda rindu hujan turun )

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post