#tagur-329

NAIK SEPEDA

oleh : EMILIA TRIAS ANANDA

Ketika anak saya bilang mau ke Malang naik sepeda saya terkejut sangat. Apa??? Naik sepeda ke Malang dari Surabaya. Ya Allah. Mulut saya menganga mau berkomentar secepatnya sesegeranya. Namun cepat-cepat saya refresh pikiran saya. Ini Surabaya bukan Padang apalagi Payakumbuh. Hiks…. Untung saya belum ngomel panjang kali lebar. Untung dia tidak dekat saya ketika mengatakan kata sepeda. Ternyata sepeda yang dimaksud itu ya sepeda motor alias onda bahasa kampung saya. Hehehe.

Jadi ingat pelajaran bahasa Indonesia dulu waktu SMP. Pelajaran yang paling saya suka karena hebatnya guru-guru saya. Ada ibu walas kesayangan Bu Farida Ermita. ( Semoga Allah tempatkan ibu ditempat terindah disisiNya. Aamiin )Kemudian ada Pak Enyu Aprizal. Suara kas beliau menyebut kata difthong masih terngiang-ngiang sampai saat ini. Dari beliau saya banyak belajar dan menyukai menulis dan membaca.

Selain materi perkembangan bahasa dari zaman ke zaman ada satu materi lagi yang buat semangat belajar kala itu. Materi majas atau gaya bahasa. Jadi ketika anak saya bilang kalau dia naik sepeda ke Malang saya kok kepikiran majas Metonimia. Gaya bahasa yang menyandingkan istilah atau merk yang terkenal, menunjukkan benda-benda yang lebih umum. Karena sepeda motor kalau di tempat saya disebut Honda disingkat Onda. Dengan apa kamu ke pasar? Dengan Honda. Padahal yang dipakai merk lain. Begitu melekatnya satu merek sehingga semua dianggap benda itu.

Tentu banyak lagi majas dan gaya bahasa. Maulah saya sebenarnya mengambil jurusan Bahasa untuk lanjut kuliah. Tapi jurusan Bahasa Inggris menggoda juga. Namun saya takut bersaing dengan anak. Dia juga lagi kuliah. Namun lagi ( ssttt…coba hitung sudah berapa namun dan tapi saya sejak tadi )saya kok mimpi-mimpi kuliah terus. Hehehe… Semoga Allah mudahkan jalan kita untuk menuntut ilmu ya. Tak ada yang tak mungkin jika Allah berkehendak. Aamiin. Lanjut S2.

Payakumbuh, malam di Kamis 5 Januari 2023