MAAF
#tagur-126
MAAF
oleh : EMILIA TRIAS ANANDA
Saya tersedu ketika membaca pesan dari seorang anak di WA saya. Dia minta maaf karena telah membuat saya kecewa karena ulahnya selama proses belajar mengajar di dua semester kemarin. Perasaan saya campur aduk. Sedih dan juga bahagia. Sedih jika mengingat semua kelakuannya bahagia karena dia mau minta maaf dan menyadari kesalahannya. Luar biasa sebenarnya jika diingat bagaimana saya, dia dan siswa yang lain berproses di satu tahun kemarin.
Betapa tidak belajar yang belum sepenuhnya normal. Bergerilya layaknya orang tak punya kemerdekaan. Lalu belajar bersift. Mereka yang satu kelas biasanya bisa bersama terpaksa karena keadaan dibagi jadi dua kelas. Proses belajar mengajar terus berjalan. Sampai keadaan sudah memungkinkan mereka untuk belajar seperti sebelum pandemi kembali. Agak gagap dan canggung mereka memuali belajar ke sekolah.
Saya baca kembali pesan yang masuk. Lalu saya balas saya bangga dengannya. Mau minta maaf bagi saya adalah salah satu bentuk dia menyadari kesalahan dan kekhilafannya dulu. Toh tak ada yang sempurna di dunia ini. Allah saja Maha Pemaaf apalagi kita sebagai ciptaanNya. Tak mungkinlah lebih pula kita dari sang Khalik.
Banyak belajar saya dari anak-anak pesert didik ini. Saya melihat ketika dia minta maaf via online sebenarnya sudah menunjukan kalau dia menyesal. Terlebih setelah itu dia menemui saya langsung dan minta maaf. Bayangkan bagi sebagian orang minta maaf adalah pekerjaan yang berat dimana ego harus disingkirkan dari diri. Namun yakinlah setelah minta maaf hati dan pikiran akan lapang dan ringan. Membahagiakan.
Tak ada alasan saya memusuhi dan tak memberi maaf padanya. Memangnya saya siapa. Samalah seperti yang lalu saya telah melupakan dan tak menyimpan kenangan yang tak enak. Hanya akan menyempitkan wadah penyimpanan di hati saya. Untuk apa memenuhi ruang yang bisa diisi dengan hal-hal manis.
Minta maaf dan menyaadari kesalahan setelah itu tak lagi mengulangnya adalah sebuah pelajaran kehidupan bagi si anak. Saya paham kalau mereka sedang masa mencari jati diri. Sedang berbunga-bunga hatinya. Merasa sudah dewasa dan matang padahal belum bisa sepenuhnya berdiri sendiri.
Siapapun dan apapun itu bagi saya berani minta maaf dan menyadari kesalahannya adalah salah satu jalan pendewasaan diri. Terim kasih atas semua pembelajaran itu nak. Berharap engkau menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dan sukses mencapai semua asa dan cita. See you on top ya. Salam!
Payakumbuh, malam di Kamis 16 Juni 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Duh jadi baper juga nih
Hehe bunda.... Terima kasih sudah mampir.