KASET KUSUT
#tantangan gurusiana hari ke-223
KASET KUSUT
OLEH : EMILIA TRIAS ANANDA
Pernahkah merasakan ketika lagu kesayangan sedang diputar lewat tape recorder lalu berhenti tiba-tiba. Setelah dilihat ternyata pitanya keluar dari jalur yang benar. Pengen nangis kan. Kalau diperbaiki perlu energi lebih dan kesabaran yang luar biasa. Tambah lagi suarnya tak akan lagi sejernih awal. Anak zaman sekarang tentu tak akan merasakan hal ini.
Saya pernah mengalaminya dulu. Ya dulu sekali. Akhirnya setelah minta pendapat pada saudara-saudara saya, sarannya putuskan pita itu untuk mengurai keruwetan. Lalu sambung lagi dengan getah buah sawo. Saya jalanani semua. Berhasil. Namun selang berapa waktu adegan diulang lagi dari awal. Nyesek. Pengen nangis. Pengen beli kaset baru. Takut. Karena salah. Mutar kaset tak tentu waktu. Akhirnya kaset itu di museumkan.
Lah kalau kini, tinggal unduh. Bisa yang ada videonya. Bisa juga yang hanya MP3 saja. Bye bye tape recorder! Sekali waktu saya pengen sekali dengar lagu dari tape recorder. Namun sayang tape saya ngambek karena sudah lama dicuekin.
Saya banyak belajar dari kaset kusut ini. Belajar sabar. Belajar menahan emosi. Bayangkan, kaset yang berisi sandiwara radio hasil minjam, mogok di tengah adegan sedang genting-gentingnya. Siapa yang mau disalahkan. Hanya mampu menangis tertahan. Segitunya ya zaman dahulu.
Kaset yang dikembangkan pada tahun 60-an dan sangat populer di tahun 80-an seiring lahirnya pemutar kaset portable merek Walkman. Waktu itu saya hanya mampu bermimpi ketika melihat teman pergi jalan-jalan bawa Walkman. Coga sekali. Bikin sirik saja. Di tahun 90-an kaset masih bertahan di tengah naik daunnya CD alias compact disk. Tidak berhasil memiliki Walkman tapi akhirnya saya bisa nikmati compact disk yang dibeli kakak tertua ketika resign kerja di Batam. Bahagianya tak bisa dikatakan. Tapi kaset harus rela mengalah dengan CD yang suaranya lebih jernih, tracknya bisa diganti-ganti. Tambah lagi produksi kaset mulai menurun karena tidak banyak perusahaan rekaman yang jalan.
Bercerita masa lalu kok asyik ya. Terlebih kalau ada acara giliran lampu mati di malam hari. Waktunya berkumpul dengan bocah sambil berbagi pengalaman dan kisah dengan mereka. Beberapa bulan yang lalu anak laki-laki saya Adib, ribut sekali menanyakan keberadaan kaset ini. Dia tahu informasi pita kaset dari youtube. Saya dengarkan ceritanya. Ternyata pita kaset untuk ekor layangannya. Saya masih tak rela memberikan pita kaset itu. Nilai sejarahnya banyak. Dia mulai nyinyir. Tempo hari saya letakkan di kamar belakang. Ketika tahu dia mau pakai untuk ekor layangannya, kaset saya sembunyikan dari tempat yang tak bisa dengan mudah didapatkan. Saya jahat ya. Menghambat kreativitas anak. Ups…. Untung musim layangan sudah lewat. Lah tempo hari Afwa berhasil menemukan tempat persembunyian kaset saya. Dengan bahagianya bocah tiga tahun ini menarik pita kaset semau dia suka. Saya tak mampu berkata. Pikiran saya kusut sama persis dengan pita itu. Tarik nafas. Lepaskan. I love you them all tanpa syarat. Salam!
Payakumbuh, Jumat penuh keberkahan di 22 Januari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Perbaiki segera pita kusutnya, juga pikiran kusutnya. Keen tulisannya
Siiap Bu. Terima kasih sudah mampir. Salam.
Kereeen ulasannya, Bunda. Jadi ingat masa lalu
Terima kasih pak. Salam.