Cerita Longsor

Senja yang merah saga pergi bersama lambaian kepak sayap burung pipit menuju peraduannya. Malam pun datang bertandang, memberikan rasa nyaman kepada penduduk bumi yang sudah letih seharian beraktivitas.

Arifatunnisa masih berkutik bersama buku-buku dongeng yang baru saja dibelikan Papa sebagai hadiah sudah berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an Juz 30.

“Nisa..tolong matikan lampu kamar, karena di luar banyak sekali laron. Nanti laronnya masuk kekamar.”

Mama meminta Nisa untuk mematikan lampu kamarnya karena laron biasanya akan mencari sumber cahaya.

“Yo.. Mamaa.” Nisa menghentikan aktivitasnya dan keluar dari kamar karena gelap.

“Waah.. kok banyak sekali laronnya, apakah ini pertanda musim jamur telah tiba Mama?.”

“Yo.. nak, musim jamur telah tiba. Tadi Mama lihat Zidan dapat jamur di sawah dekat rumahnya.”

“Kalau begitu besok pagi-pagi ambo mau pergi mencari jamur juga Mama.”

“Yoo...” jawab Mama.

Jamur biasanya tumbuh musiman. Munculnya laron pada malam hari di yakini sebagai salah satu ciri-ciri musim jamur telah tiba. Jamur biasanya tumbuh di tanah yang subur dan lembab.

Tiba-tiba suasana malam yang indah berubah menjadi dingin karena hujan turun cukup deras. “Mama..besok pagi pasti banyak jamur yang tumbuh karena sakarang hujan turun cukup deras.”

“Yoo.. semoga besok pagi Nisa dapat jamur yang banyak. Sekarang  istirahat dulu  agar besok pagi  bisa cepat bangun.” “Yo.. Mama.”

Pagi mulai menyapa, setelah selesai salat subuh Nisa pergi bersama teman-temannya untuk mencari jamur. Mereka sangat bahagia jika musim jamur telah tiba, mereka akan pergi bersama untuk berburu jamur menuju tempat-tempat yang sudah biasa di tumbuhi jamur.

Jika musim jamur di iringi dengan turunnya hujan mereka akan semakin bersemangat mencari jamur karena turunnya hujan diyakini bisa menumbuhkan banyak jamur. Setelah berpetualang mencari jamur bersama teman-temannya Nisa pulang, dengan senyum merekah menghiasi bibirnya karena di tangan nya ada satu asoy jamur hasil pencariannya.

Dengan hati riang Nisa menyerahkan jamur hasil kerjanya kepada Mama untuk di olah menjadi sayur. “Wah banyak sekali jamurnya. Nisa emang pintar mencari jamur. Terima kasih yo Santiang.” Nisa kembali tersenyum.

“Mama ambo mau menunggu jamur nya matang dulu baru sarapan.” Yo.. nak.”

“Mama akan memasak tumis jamur kesukaanmu. Ikutan ya membantu Mama membersihkan jamur.” Nisa tersenyum mengangguk.

“Oh.. iya Ma, tadi ambo dengar para warga membicarakan ada musibah tanah longsor di Bukik Barangin, yang mengakibatkan banyak kerugian hingga menyebabkan korban jiwa. Banyak ternak yang mati juga Ma.”

“Yo nak tadi Mama sudah lihat beritanya di TV, bahwa kemarin ada musibah tanah longsor.”

“Kasihan ya Ma orang yang dapat musibah itu.” “Yo nak semoga ada hikmahnya.”

“Oh iya Ma..apa sebenarnya yang di maksud dengan tanah longsor itu?”

“Tanah longsor itu merupakan peristiwa terjadinya pergerakan tanah, seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan tanah yang bergerak menuju tampat yang lebih rendah. Peristiwa tanah longsor umumnya terjadi pada dataran tinggi atau pegunungan. Namun, tidak menutup kemungkinan tanah longsor terjadi pada dataran yang relatif rendah.”

“Apa saja penyebab terjadinya tanah longsor Ma?.”

“Ada beberapa penyebab terjadinya tanah longsor yang pertama, curah hujan yang tinggi. Agar tidak terjadi tanah longsor kita harus membuat selokan yang kuat untuk mengalirkan air hujan, tidak membuang sampah sembarangan agar saluran air tidak tersumbat. Kita tidak boleh menggunduli hutan dan menebang pohon, lakukanlah penghijauan dengan menanam tanaman yang akarnya banyak dan dalam seperti nangka, durian dan yang lainnya.

Yang ke dua, adanya lereng terjal atau bukit. Maka kita tidak boleh membuat rumah di bawah lereng atau bukit karena longsor bisa terjadi se waktu-waktu.

Yang ke tiga, tanah kurang padat atau rapuh. Kita harus memperhatikan kondisi tanah agar kita tidak menjadi korban longsor.

Yang ke empat, terjadinya getaran seperti getaran gempa bumi hal itu bisa memicu terjadinya longsoran. Sebaiknya kita menghindarinya bukit yang tanahnya kurang padat jika terjadi gempa bumi.

Nah itu beberapa penyebab terjadinya tanah longsor dan cara kita menghindarinya.”

“Alhamdulillah ambo tau tentang tanah longsor, terima kasih Mama sudah mau menjelaskannya.”

“Mama… korban longsor yang di Bukik Barangin apa penyebabnya?.”

“Longsor di Bukik Barangin terjadi karena tingginya curah hujan selama dua hari ini dan mengakibatkan bukit kecil itu tergerus air, karena banyak yang menebang pohon sembarangan. Warga yang tinggal di bawah bukit juga sudah di himbau oleh pemerintah untuk pindah karena longsor bisa terjadi kapan saja jadi sebaiknya kita mengikuti arahan pemerintah agar tidak terjadi korban.”

Tanpa terasa masakan sudah siap, aroma tumis jamur menggugah selera di tambah dengan gurihnya ikan tonsen hasil pancingan Papa bersama Rizqullah Ramadhan.

“Nisa sudah tidak sabaran untuk melahap masakan Mama.”

“Iihhh...pelan-pelan jangan lupa baca do'a dulu agar makanan yang kita makan berkah.”

“Hihihi...maaf Mama ambo lupa berdo'a.”