Tantangan Hari Ke - 15

#TantanganGuruSiana

KUCING TIDAK TAHU DIRI

Sepulang dari madrasah siang tadi bu Sonya sempatkan membeli sayur masak, dia pun menikmati makan siangnya, walau pun saat ini dia sedang diberi cobaan sakit gigi. Tetap saja dia memaksakan makan khawatir terlambat makan muncul pula penyakit baru. Padahal semakin tersentuh gigi sakitnya itu semakin kenyutannya bergoyang. Alhamdulillah nasi secentong habis juga, walau tidak ada nikmatnya sama sekali. Yang terpenting perut sudah terisi walau sedikit jadilah sekedar pengganjal.

Sambil menonton televisi Net TV, dia sangat menikmati kenyutan giginya itu, kebetulan acara di Net TV bisa menghiburnya, diacara itu ada tiga anak kembar yang diasuh oleh bapaknya, lucu sekali. Terkadang mengesalkan dengan tingkah ketiga anak kembarnya itu. Saat pagi hari ketiga anak kembar menangis dengan sekencang- kencangnya melihat bapaknya sarapan sendirian. Tidak memikirkan ketiga anak kembarnya. Anaknya sambil menangis dan serentak mengatakan

"Ayah minta kuenya!" "Ayah kami lapar"

Sontak sang ayah menjawab " Salah sendiri mengapa belum waktunya bangun kalian sudah bangun!" Ayahnya sambil tertawa dengan mulut penuh makanan. Tiga anak kembar semakin jadi menangisnya. Bu Sonya turut tertawa menonton kisah ditelevisi itu.

Kelang beberapa menit bu Sonya diserang batuk, dia sudah tahu pertanda sesak napas akan datang. Semakin dilihatnya alat "Nebolizer" belum terpasang, semakin dia panik. Tak biasanya alat hanya diletakkan saja di mejanya, keringat mulai ngucur badannya terasa berada dibara api, secepatnya dia mengambil kipas yang terbuat dari bambu, dikipas- kipaskannya ketubuhnya. Batuk semakin nyangkut, air hangat dalam termos habis, dengan sabar bu Sonya menghibur dirinya " Aku harus kuat, aku harus jalani semua prosedur ini". Dengan napas pendeknya dia usahakan bangkit mengambil air hangat, ingus juga tak berhenti mengalir, segera pula dia mengambil baju kotor sebagai pengelap.

Langkah selanjutnya dia minumkan air hangat lalu mengisap kembali. Sesak napasnya semakin menjadi berkali - kali dia mengucapkan lafaz "Laillahaillah Muhamaddarosullullah", di rumah dia hanya sendiri, berjuang sendiri, dia terus lakukan tahap demi tahap. Dia sudah terbiasa jika sakitnya kambuh berperang dengan nyawa sendirian. Pintu dan jendela dibukanya, belum tahu jika ada hal yang tidak diinginkan. Disaat dia berperang tarik napas, lalu dihembuskan, tarik napas lagi dihembuskan, disaat itulah dua ekor kucing sibuk berkelahi. Suara kucing sangat mengganggu.

Ternyata kucing jantan sedang merayu sibetina, Ya Allah cing benar - benar kalian tidak tahu diri ya. Bersyukur batuknya bu Sonya berkurang, pertanda sesak napasnya akan redah, dia pun langsung mengambil udara segar di luar rumahnya. Duduk diantara bunga - bunganya. Sambil sesekali menghisap " Simbicort". Kedua kucing semakin mesra, semakin didekati sijantan semakin meong -meong si betina menjadi. Sempat juga dipublikasikan bu Sonya tingkah sepasang kucing itu. Cing ...cing... Ada - ada saja tingkah kalian ya. Bakda Magreb kemesraan mereka diulanginya kembali. Nah hhhh belum selesai dari siang tadi cing ya. Nyambung lagi malam ini. Byurrrrr ...disiram dengan air, barulah mereka bubar. Kwk kwk kwk.Mohon maaf cing ya!