Ella Agustina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Teror Kampung Sukaserem, Bag 16 (Tantangan Menulis Hari ke-87)

Teror Kampung Sukaserem, Bag 16 (Tantangan Menulis Hari ke-87)

Tidak ada jawaban dari si abang dan Mamat. Teten menyadari kalau kedua rekannya sudah tidak bernyawa lagi. Dia sangat terpukul dengan kematian yang datang tiba-tiba menimpa bos dan temannya. Teten pun mengumpulkan kekuatan untuk menguburkan abang dan Mamat dengan layak. Dia menggali tanah menggunakan pedang patah milik bosnya. Setelah dirasa cukup, abang dan Mamat pun dikuburkan berdekatan dalam satu lubang. Pedang dan golok yang sudah terbagi dua pun dikuburkan bersama pemiliknya.

“Selamat jalan, Bang! Selamat jalan, Mamat! Semoga kalian tenang di alam sana,” doa perpisahan diucapkan Teten dengan deraian air mata.

Setelah selesai, Teten kembali ke kampung menuju rumahnya. Sepanjang jalan dia memikirkan kejadian yang baru dilihatnya. Bos dan temannya mati di tangan dukun kampung. Dalam kesedihannya, dia berpikir bagaimana cara membalas dendam pada dukun kampung itu.

“Abang, Mamat, aku akan membalas dendam pada dukun kampung itu!” ucap Teten penuh amarah.

Teten berpikir keras mencari cara membalas dendam dukun yang ternyata sangat sakti itu. Sampai di rumah pun, dia tidak bisa istirahat. Dia masih memikirkannya. Sampai menjelang subuh baru dia terlelap.

***

“Ibu! Damar!.. Kambing kita hilang!” teriak pak Amin memanggil istri dan anaknya.

“Tolong.. Tolong.. teror kampong kita datang lagi!” kini pak Amin teriak meminta tolong tetangganya.

Tak berapa lama, istrinya datang dengan handuk masih tersimpan menutupi rambutnya. Rupanya istri pak Amin baru selesai mandi. Kemudian datang Damar. Matanya masih sipit karena setelah subuh tadi dia tidur lagi.

“Ada apa ,Pak? Kok pagi-pagi sudah bikin rebut,” tanya istrinya penuh tanda tanya.

“Lihat, Bu, si Mimi telah jadi korban. Ini tinggal kepalanya saja!” jawab pak Amin masih shok. Kambingnya yang diberi nama Mimi sudah tinggal kepalanya saja.

Istri dan anak pak Amin pun terkejut melihat keadaan si Mimi. Di samping itu mereka geram dengan teror di kampungnya yang belum berakhir. Begitu pun tetangga yang mulai berdatangan.

“Ayo kita lapor pak Ihsan!” ajak pak Ahmad.

“Ayo! Biar kita tuntaskan masalah teror ini!” jawab pak Satria.

Mereka pun berbondong-bondong menuju rumah pak Ihsan. Di sepanjang jalan, mereka masih membicarakan kekesalan mereka. Saking kesal dan geram dengan teror yang tak kunjung reda, keberanian mereka pun menjadi menggebu. Warga juga semakin kompak dan semangat ingin segera membasmi teror di kampungnya.

“Bagaimana Pak Ihsan, ternyata teror ini masih berkeliaran di kampung kita?” tanya pak Amin setelah sampai dan menceritakan peristiwa yang menimpanya.

“Kalau seperti ini jalan satu-satunya adalah dengan diberlakukan ronda. Saya lihat bapak-bapak juga sudah tidak takut lagi dengan teror di kampung kita,” jawab Pak Ihsan.

“Setuju! Kalau saya setuju, Pak. Soalnya kita sudah geram. Kita juga sudah punya keberanian untuk membasmi pelaku teror di kampung kita,” kata pak Arman.

“Tapi Bapak-bapak sudah siap dengan konsekuensinya? Karena yang akan kita hadapi keliahatannya bukan teror biasa.”

Warga terdiam menunggu kepala kampungnya menyelasaikan ucapannya.

“Kalau kita perhatikan kondisi mangsa yang ditinggalkan, saya yakin pelakunya bukan manusia biasa atau entah makhluk apa.”

Warga mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju.

“Berarti pelakunya adalah makhluk gaib atau manusia yang memiliki kekuatan gaib?” tanya Teten yang ternyata ada di kerumunan warga yang datang ke rumah pak Ihsan.

Mendengar pertanyaan Teten, warga yang lain mulai berasakan ucapan Teten ada benarnya. Dan mereka pun sudah tahu siapa orang yang memiliki ilmu gaib di kampung ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bikin penasaran ceritanya Bunda..

15 Apr
Balas

Terima kasih bunda...

15 Apr



search

New Post