Ella Agustina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Lanjutkan atau Sampai di Sini? (Tantangan Menulis Hari ke-76)

Lanjutkan atau Sampai di Sini? (Tantangan Menulis Hari ke-76)

Waktu terus berjalan, namun layar di laptop masih bersih. Belum tertulis sepatah kata pun. Pernah tadi Tania mencoba merangkai kata-kata, namun tak lama dihapusnya. Coba lagi, hapus lagi. Caba lagi, hapus lagi.

"Arrrrg.. mentok terus!" gerutu Tania.

Dia melirik jam yang menempel di dinding kamarnya.

"Sudah pukul 22.45. Tinggal tersisa satu jam."

Lampu laptop mulai meredup. Indikator batrenya berkedip. Saat Tania menyadarinya, dia langsung menyalakan charger lalu menghubungkannya ke laptop yang melemah di hadapannya.

Tik tok tik tok

Dalam keheningan malam, detak jam dinding terdengar sangat jelas. Bahkan hembusan napas Tania sendiri pun dia bisa mendengarnya. Tania sampai takut, kesemrawutan pikirannya lama-lama akan terdengar juga.

Dalam diam, Tania membuka kembali file tulisan yang sudah dikirimnya di tantangan sebelumnya.

"Tinggal seminggu lagi final. Sayang kalau berhenti sampai di sini," bisiknya.

Kemudian dia iseng melihat-lihat tulisan rekan seperjuangannya.

Mereka begitu bersemangat, sepertinya tidak pernah kehabisan ide untuk menulis. Ceritanya bagus-bagus. Bagaimana ini, kok aku jadi mogok begini? Pikiran Tania begitu kacau.

Tik tok tik tok

Suara jarum jam terus berdetak. Bahkan saat tak ada yang mempedulikannya. Dia tetap bergerak tanpa melihat respon di sekitarnya. Jarum jam terus bekerja tanpa pamrih, tanpa mengharap pujian. Walau kadang dicaci pun, dia tetap bergerak memberikan kebaikan, memberikan manfaat untuk manusia.

Tania terdiam. Keningnya sedikit berkerut. Kepala diangguk-anggukan mengikuti suara dari benda bundar yang nempel di dinding itu. Pikirannya mulai tenang.. Tenang.. Tak lama, sebuah senyuman tersungging di bibirnya. Sebuah ide mulai berkumpul di kepalanya.

Dengan semangat, Tania membetulkan posisi duduknya. Jemarinya sudah siap menyentuh papan keybord di hadapannya. Lalu beberapa kata mulai terpampang di layar laptopnya.

Hiduplah seperti jam dinding, walau sering diabaikan tapi sangat dibutuhkan. Walau tak dapat perhatian namun tetap memberikan manfaat.

...

...

Tania menulis dengan serius. Sesekali diseruputnya coklat panas yang sudah tidak panas, pada sebuah mug melamin bergambar hati.

"Alhamdulillah selesai. Tinggal kirim."

Klik. Sukses terkirim. 23.59 terlihat di bawah kanan laptopnya.

Tania tersenyum. Dilihatnya jam dinding dengan penuh rasa cinta. Kemudian dikedipkan matanya dengan manja.

Jam dinding hanya diam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post