Aisyah (1) Tantangan Menulis Hari ke-78
Sebuah lagu yang sedang hits mengalun di sebuah rumah type 36. Rumah sederhana yang hanya ditempati oleh sepasang pengantin muda. Baru seminggu mereka menikah lalu menempati rumah ini. Rumah minimalis ini didominasi warna hijau muda dan merah muda. Dari penampakan rumah dan isinya terlihat aura keceriaan yang lembut. Namun yang terjadi berbanding terbalik dengan yang terlihat pada seorang perempuan yang duduk di sudut ruang kamarnya. Matanya sendu menatap ke luar jendela, dengan tatapan kosong. Tetesan air mata mulai menetes di kedua sudut matanya. Pikirannya melayang menuju peristiwa beberapa bulan terakhir. Saat dia masih menjadi gadis yang ceria.
“Aisyah, jangan lupa nanti ada kuliah dengan Mister Gunawan ya!” teriak Kaifa.
“Ok!” jawab Aisyah singkat.
Aisyah berlalu bersama seorang lelaki yang dikenal sebagai tunangannya. Sebuah mobil sedan berwarna putih melaju menuju studio foto yang tak jauh dari kampus. Wajah Aisyah tampak berseri-seri, tak sabar melihat hasil foto praweddingnya.
“Kenapa sih senyum-senyum terus dari tadi?” tanya lelaki di samping Aisyah yang sedang memegang kendali mobil yang dikendarainya. Tangan kirinya berpegangan dengan tangan kanan Aisyah.
“Aku nggak sabar liat foto prewednya,” jawab Aisyah masih dengan senyumannya memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapi.
Lelaki di sampingnya memandang Aisyah beberapa lama dengan penuh kasih sayang. Kemudian pandangannya kembali dialihkan menuju jalan di depannya.
“Nggak sabar lihat fotonya atau nggak sabar dihalalinnya?” tanyanya dengan senyuman nakal menggoda.
Langsung saja Aisyah menarik tangan kanannya, lalu memukul bahu tunangannya dengan manja.
“Apaah sih, Kak Husein!” jawab Aisyah dengan malu-malu. Pipinya merona, pandangannya langsung ditundukkan mencoba menyembunyikan rasa malunya.
Husein tersenyum puas telah berhasil menggoda tunangannya. Seorang gadis pemalu yang baru bisa disentuh tangannya setelah hampir setahun berpacaran. Itu pun setelah kedua orang tua Husein datang menghadap Aisyah dan meminta Aisyah untuk dipersuntingnya.
Aisyah dan Husein kuliah di kampus yang sama. Namun setahun lalu Husein diwisuda. Setelah diwisuda, Husein membantu orang tuanya menjalankan bisnis keluarga. Bisnis yang bergerak di bidang otomotif yang kelak akan diwariskan padanya. Dia adalah pemuda yang berbakti dan sukses. Banyak wanita di kampus yang mengejarnya. Namun dia menambatkan hatinya pada Aisyah. Rasa tertarik jatuh saat pandangannya yang pertama. Saat mereka beradu di perpustakaan kampus. Husein menjatuhkan buku-buku yang dibawa Aisyah. Sejak pertemuan itu, mereka jadi sering bertemu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap. Msh berlanjut ya bunda? Salam.
Salam bunda.. insyaallah lanjut..
Hmmm...lanjut
Kayak sinetron.... Asiik
Iya, jgn kalah sm di tv ah, hehe..
Siap bunda..hihi..