"Anak-anak besok kalian belajar di rumah," ujar bu guru.

"Horeeee asyiiiik," seru kompak para siswa ketika mendengar pengumuman dari bu guru. Reaksi para siswa bernacam-macam.Ada yang berseru riang,ada yang melonjak-lonjak kegirangan, bahkan memukul-mukul meja bangku sekolah.

Ternyata ketika anak-anak diberitahu kalau besok belajar di rumah ( libur), reaksi mereka sangat gembira sekali. Hal ini menandakan bahwa belajar di rumah lebih menyenangkan bagi mereka. Sebab mereka bisa melakukan apa saja yang mereka mau. Tetapi ketika mereka mendengar bu guru berkata " anak-anak besok kalian ulangan bla...bla...bla," reaksi para siswa berbeda-beda.Ada yang menyambut dengan senang, ada yang lesu, ada yang merasa terbebani.Ada apa gerangan???

Nah, disinilah seorang guru harus bisa instropeksi diri.Apakah selama mengajar, bisa membuat siswa gembira?.Apakah selama mengajar memperhatikan karakteristik setiap siswa?.

Untuk itu, seorang guru dituntut mempunyai kompetensi mengajar secara profesional. Hal tersebut bisa didapatkan dengan kemauan mengikuti pelatihan-pelatihan pembelajaran yang menyenangkan. Pelatihan metode pembelajaran, pelatihan pembuatan media pembelajaran, dan lesson study bersama guru yang serumpun.

Mengajar dengan cara yang menyenangkan akan membuat siswa betah di kelas. Bahkan kadang mereka enggan pulang ketika bel akhir pembelajaran sudah berbunyi.

Mungkin itu yang dimaksud oleh mas Menteri Pendidikan "Merdeka Belajar" .Karena guru mengajar sesuai karakteristik siswa,maka siswa merasa gembira menerima ilmu tanpa terbebani. Dan ketika ujianpun mereka tidak merasa terbebani.