Save Bubu
Hari ini temanku berduka. Anaknya hilang diculik tepat didepan matanya. Sang penculik dengan sigap menangkap dan kabur menggunakan sepeda motor. Teman ku sudah berusaha mengejar, tapi apadaya penculik itu terlalu cepat dan menghilang bagai ditelan angin.
Bubu namanya, sebulan lalu dia baru saja menjalani operasi sterilisasi. Wajahnya ganteng tapi tak pernah tersenyum. Setiap kami main ke rumahnya, Bubu selalu siap menanti di depan pintu. Sebenarnya dia bukan menanti kami, tapi menanti pintu rumah terbuka, kemudian diam-diam menyelinap tanpa ketahuan aminya. Maklum saja, temanku ini sangat protektif. Jarang sekali ia mengizinkan Bubu untuk bermain di luar rumah.
Pernah suatu hari, mungkin karena terlalu bosan Bubu berusaha menyelinap keluar melalui lubang jendela. Namun apa daya tubuhnya yang buntal ternyata tidak dapat diajak bekerja sama. Ia terjepit ditengah lubang jendela, dan perlu waktu yang lama untuk mengeluarkannya.
Bubu anak yang pendiam. Dia jarang sekali bersuara, kecuali saat sedang ada maunya. Namun adakalanya Bubu juga sangat agresif, terutama bila ketemu anak yang tidak ia sukai. Jhon salah satu musuh bebuyutan Bubu. Dia adalah anak tetangga temannya temanku. Setiap kali temanku berkunjung kesana, Bubu pasti akan berjaga di sekitar jendela, mengintai Jhon yang sedang bermain di luar. Ku rasa Bubu tidak membencinya, mungkin ia hanya iri melihat Jhon yang dapat dengan bebas bermain di luar rumah.
Kini Bubu sudah hilang, kami sudah berusaha untuk menemukannya. Bahkan kami menyebarkan berita penculikannya ke sosial media, karena kekuatan netizen itu sangat luar biasa. Jangankan berita kehilangan, berita palsu pun bisa sangat mudah tersebar di internet. Bahkan banyak orang, yang dengan mudah percaya begitu saja dengan berita-berita hoax ini. Tak jarang mereka membagikan berita tersebut dengan embel embel kalimat hujatan, tanpa mengecek kebenaran berita yang ada. Kalo kata Bang Rhoma "Sungguh terlalu"
Tak hanya berita hoax, internet juga sudah dijadikan alternatif orang tua untuk mengasuh anak. Bagaimana tidak? sering sekali ku jumpai anak-anak balita yang asyik bermain smartphone, menonton video youtube bahkan bermain game online. Hebat sekali, diumur belia mereka sudah berlatih menjadi seorang gamer.
Sementara anak-anaknya asyik dengan smartphone, para orangtua juga larut dalam pekerjaannya. Mereka merasa lega karena tidak ada lagi rengekan maut yang mengganggu. Tidak ada lagi suara tangisan yang membuat emosi jiwa dan raga. Tapi mereka tidak sadar, telah menyia-nyiakan nikmat yang diberikan Tuhan.
Ada sebuah ungkapan "Cinta akan terasa setelah kehilangan datang".Ungkapan ini sering ku gunakan sebagai status kode, untuk gebetan yang tidak pernah peka. Tapi ungkapan ini rasanya juga perlu dihayati oleh orangtua yang menjadikan smartphone dan internet sebagai babysitter. Saat ini mungkin mereka merasa lega, karena tidak ada lagi gangguan saat memasak, ketika mengerjakan tugas tambahan dari kantor, atau saat menonton sinetron India. Namun mereka tidak sadar jika anak mereka telah diculik. Ya diculik dengan metode yang sangat rapi dan profesional.
Secara kasat mata mungkin anak-anak ini masih terlihat raganya, tapi tidak dengan jiwanya. Perlahan tapi pasti mereka yang telah diculik oleh internet, tidak akan lagi mendengarkan perkataan orangtuanya karena terlalu larut bermain game atau menonton video. Jangan kaget jika suatu saat mereka akan lebih takut jika smartphonenya tidak ada, daripada ditinggal sendiri oleh orangtuanya.
Nah jika sudah begini mau nyalahin siapa? Kalau dalam kasus penculikan Bubu jelas, ada korban yang hilang dan ada orang yang dicurigai sebagai pelaku. Pencarian bisa dilakukan dan kemungkinan Bubu juga dapat ditemukan. Tapi jika anak sudah diculik oleh internet, situ mau nyalahin Mark Zukerberg? Mau nuntut Steve Jobs? atau ngamuk-ngamuk di kantornya Sundar Pichai? ngga mungkin kan, wong ongkosnya aja bakal lebih mahal dari smartphone dan paket internet yang kita beli untuk anak-anak.
Penyesalan memang selalu datang terlambat, karena kalo datangnya diawal namanya pendaftaran. Nasi yang sudah jadi bubur akan lebih enak jika ditambah ayam dan kuah kaldu. Bukan maksud ku untuk menceramahi. Aku sadar diriku hanya seonggok manusia yang jangankan memiliki anak, gebetan pun tak punya. Tapi sudah kewajiban kita untuk saling mengingatkan bukan? Maka dari itu waspadalah sebelum anak anda hilang diculik internet. Boleh saja mengikuti perkembangan tekhnologi, karena jadi orang gaptek di masa ini juga tidak baik. Namun jangan lupa diri dan berlebih-lebihan. Sesungguhnya sesuatu yang berlebih-lebihan itu dibenci oleh Tuhan.
Dampingi anak kita selama berselancar didunia maya. Daripada menjejali mereka dengan game akan lebih baik jika bermain game bersama. Selain bagus untuk perkembangan psikologi anak, juga bagus untuk menghilangkan stress akibat pekerjaan, ya toh?
Terakhir, aku meminta bantuan teman teman untuk mencari Bubu yang hilang. Ciri-cirinya memiliki rambut berwarna abu-abu belang putih, badannya gendut, matanya kayak orang lagi marah. Tapi jangan salah Bubu memiliki hati selembut softener. Dia juga memiliki ekor yang lebat seperti kemoceng. -Tunggu, ekor? Bubu bukan manusia toh?- Bukan, Bubu adalah kucing persia jantan. Sebulan yang lalu tak lama setelah sterilisasi, istri Bubu yang bernama Bintang, melahirkan 6 anak mereka. Kasihan, bayi bayi mungil itu harus kehilangan bapaknya diusia belia.
Tolong like, share dan kirim komentar amin, agar tidak ada lagi anak seperti Bubu yang menjadi korban penculikan. Yang mengirimkan like, share komen, ku doakan kita semua dapat masuk surga beramai ramai. Amiiinnnn...
Pangkalpinang, 23 April 2017.
Penulis adalah peserta Bimtek Literasi Penulisan Buku 2017, yang sampai saat ini belum menyelesaikan naskah buku yang deadlinenya jatuh pada tanggal 21 Mei 2017.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar