TRANSLOK CIKOPENG
Ini Namanya Kampung Cikopeng letaknya di desa Curugluhur, Kecamatan Sagaranten, Kab Sukabumi, Jawa Barat. Kurang lebih 65 Km dari pusat kota Sukabumi. Tempatnya hijau, adem kaya potensi. Sebagian besar merupakan hutan dan sebagian lagi adalah lahan yang di garap penduduk sebagai tempat berkebun atau menyadap hasil karet atau juga pinus.
Pada tahun 2002 awal daerah ini merupakan salah satu tempat yang digunakan sebagai transmigrasi lokal. Artinya transmigrasi yang dilakukan di dalam pulau jawa dan pesertanya adalah yang terdampak kerusuhan seperti kerusuhan di aceh, Kalimantan, dan lain sebagainya. Pada saat itu hutan dibuka untuk dijadikan lahan perumahan dan juga lahan garapan bagi pendatang atau disebut eksodan. Pendatang atau eksodan ini mendapat fasilitas berupa lahan perumahan seluas 500m kemudian rumah sederhana dan lahan garapan seluas 2000m. Tentu luas garapan tidak sama dengan transmigrasi yang di lakukan diluar pulau jawa. Sayangnya karena sulitnya air ditempat ini mengakibatkan usaha warga yang mengandalkan pada pertanian kurang memuaskan. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan pengeluaran tenaga dan modal awal pertanian. Maka pelan tapi pasti tempat ini kemudian mulai ditinggalkan para penghuninya. Padahal pemerintah kab. sukabumi telah berupaya untuk memenuhi fasilitas umum seperti sekolah, MCK, jalan dan listrik. Hutan yang telah dibuka dan menjadi pemukiman warga akhirnya kembali menjadi belantara karena ditinggalkan pemiliknya.
Pada tahun 2002 di kabupaten terluas diwilayah jawa yaitu sukabumi ada beberapa lokasi transmigrasi yang sama seperti di cikopeng ini, yaitu di kampung cisagu desa Curugluhur, kecamatan sagaranten, dan ada lagi di kecamatan Ciemas da kecamatan lengkong kabupaten Sukabumi. Entah bagaimana hutan yang dibuka untuk lokasi transmigrasi ini sekarang. Sebagian besar tanah yang digunakan adalah lahan milik pemerintah sebagai lahan perkebunan atau lahan kehutanan. Sebagian besar juga merupakan tanah garapan warga setempat yang telah digarap selama turun-temurun. Pohon-pohon besar dan semak belukar sudah kembali memeluhi jalan dan lokasi perumahan, disayangkan anggaran pemerintah yang tentu tidak sedikit itu terealisasi hanya sekian persen saja. Apalagi saat ini tinggal beberapa rumah warga yang menghiasi lokasi tersebut. Yang masih terus di keluhkan oleh warga setempat adalah sulitnya air. Walaupun pada dasarnya sudah pernah disediakan Tampungan air, namun karena perawatan yang membutuhkan dana serta perlunya kesadaran tinggi dari penggunanya menyebabkan putusnya jalan air yang dipasang.
Menurut penulis tanah di Cikopeng ini cukup subur terbukti dengan tanaman berupa buah-buahan seperti rambutan, durian, jengkol, pete, atau tanaman kayu keras seperti mahoni, pinus, jeng-jeng dan lain sebagainya dapat tumbuh subur dan menghasilkan buah yang baik. Tetapi apabila di tanami oleh tanaman yang bersifat cepat panen maka seperti padi atau palawija maka membutuhkan banyak pupuk atau sumber air yang cukup. Kelemahan lain adalah bahwa di tempat ini tanah sangat cepat menyerap air hujan dan kurang lama menampung.
Semoga Pemerintah Kabupaten Sukabumi segera membuat pemerataan pembangunan pada seluruh wilayah termasuk di cikopeng ini. Agar kedepannya tempat ini bukan hanya pernah menjadi sejarah sebagai tempat yang pernah padat penduduknya seperti awal tahun 2002.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi
Sayang sekali ya. Smg bs diolah atau dialih fungsi lagi dgn lbh baik.
Kereen ulasannya...
Trimakasih, masih belajar