Eli Maymunah, M.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KESEMPATAN KEDUA
Tidak ada yang tau, perjalanan mana yang akan menjadi kenangan

KESEMPATAN KEDUA

Diantara aktifitas yang menyenangkan saat ini adalah nostalgia, salah satunya adalah mengenang sebelum pandemi melanda negeri ini. Diantara nostalgia itu sebenarnya juga terjadi ketika pandemi telah melanda namun saat itu pandemi ini masih disebut sebagai penyakit orang kota atau penyakit orang yang sering bepergian jauh. Bersama keluarga atau teman menikmati waktu atau lebih tepatnya menyempatkan waktu untuk bersama mengenal satu sama lain adalah hal yang kemudian menjadi kenangan saat ini. Luar biasa, sungguh tidak terpikirkan sebelumnya. Hal biasa yang menjadi sangat langka.

Biasanya jalan-jalan atau menggunakan waktu luang atau tepatnya meluangkan waktu disela-sela waktu bekerja dapat sedikit mengobati rasa jenuh dan juga bosan terhadap rutinitas. Tidak pernah terpikirkan, kesibukan saya mengajar akhirnya menjadi suatu kerinduan untuk mengulang kembali dengan kenormalan seperti sebelum "pageblug" terjadi. Rutinitas memakai seragam kadang menjadi olok-olok bahwa hari tertentu akan lebih melelahkan dibanding hari-hari lainnya. Kesiapan belajar bersama siswa dengan berbagai ragam cerita yang membosankan ternyata saat ini menjadi suatu kerinduan. Rindu untuk seperti itu lagi. Sungguh suatu hal yang tidak terpikirkan sebelum pandemi.

Saat ini saya tengah berada pada titik nadir kepercayaan pada diri sendiri dimana saya berada pada kasta terendah dari pandemi ini. Setelah beberapa hari PPKM lanjutan diumumkan , menyusul dengan adanya pembukaan beberapa mall dan tempat umum yang bisa dikunjungi dimana persyaratannya adalah harus sudah divaksin atau mampu menunjukkan hasil PCR. Bagaimana untuk ukuran seorang ibu dengan 3 anak yang biasa jalan-jalan kepusat perbelanjaan atau tempat makan dengan mengandalkan diskonan bahkan gratisan atau sekedar cuci mata dengan alasan mengantar anak ketempat bermain. Tentu budget yang ditetapkan dibawah standar, Standar cuci mata, bukan belanja. Saya yang komorbid, sementara tidak dapat di vaksin, Biaya PCR yang mahal tidak sebanding dengan keinginan cuci mata seperti orang lain.

Namun diantara kerinduan itu ada juga rasa syukur atas kesehatan dan kesempatan yang masih diberikan oleh Allah SWT. kepada saya, Ibu 3 anak yang diberi kesembuhan dari virus Corona yang saya derita beberapa waktu lalu. Ketika saat ini saya mulai memikirkan hal yang tidak bisa saya jangkau, mungkin diluar sana, masih banyak orang-orang yang berusaha sembuh dari virus ini. Lebih jauh lagi mereka yang terdampak baik secara fisik maupun mental dan masih terus berusaha untuk menegakkan kehidupan diri dan keluarganya. Walaupun tidak yakin virus ini akan segera pergi namun yang jelas bahwa kita yang masih diberi kesempatan hidup harus mampu memepertahankan diri dari ego diri sendiri dan juga keinginan yang kadang bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah. Salam sehat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post