Sebuah pesan pribadi telah masuk instagram pribadi ku yang telah dikirim oleh seorang murid yang telah lulus tingkat Tsanawiyah dua puluh tahun yang lalu. Dia saat ini berhasil menjadi seorang CEO di sebuah perusahaan asing, tepatnya di Jepang. Dalam sebuah pesannya tertulis, “Assalamu’alaikum bu, bu…masih ingatkah ibu dengan saya? Rozaq, buu…Seorang murid yang dekil, hitam, pesek dan kurang pandai dan sering bersikap menjengkelkan dikelas. Saat itu saya telah duduk dikelas 9F bangku belakang pojok utara tempat dimana ibu selalu memberikan motivasi dengan kata semangat, dan kamu pasti bisa, ayo… keluar dari zona nyamanmu! apa yang kamu raih dimasa datang adalah jerih payah kamu mulai saat ini!. Rasanya saya sangat rindu dengan masa lalu saat masih dikelas, suara ibu yang begitu lantang padahal...tingkah saya selalu kurang sopan saat menerima materi dikelas. Tapi ibu pantang menyerah dan selalu menebar senyum setiap kali saya melakukan kesalahan. Jika saya ingat itu, rasanya ..,,saya sangat malu dan benar-benar mohon maaf, yaa…buuu… Ketika saya beranjak masuk SMA, saya menyadari bahwa motivasi ibu selama dikelas 9F dulu sangat berarti sekali. Perlahan saya mulai mengurangi malas, nakal, dan sikap-sikap yang kurang sopan. Kata-kata yang sering ibu ucapkan, menyadarkan saya bahwa hidup saya kan berharga jika saya menyadari sejak dini. Tidak mudah memang untuk keluar dari zona nyaman, tidak mudah pula untuk berjuang menghadapi rintangan. Tapi saya tetap berjalan dengan optimis untuk membuktikan bahwa perjuangan saya tidaklah sia-sia. Karena itu bu…saya ada di titik seperti saat ini, saya telah menjadi CEO Kuraya Sansaido Jepang meskipun bukan suatu perusahaan yang besar, namun saya merasa bahwa keluar dari zona nyaman tidaklah sia-sia. Saya sangat bahagia bu…bahwa apa yang saya peroleh ini merupakan hasil dari sebuah kata motivasi. Seandainya suatu saat saya kembali ke Indonesia, bolehkah saya menemui ibu? dan sungguh saya ucapkan banyak terima kasih yaa….bu…Selamat Hari Guru”.

Tak terasa air mata ku menetes membaca sebuah pesan panjang itu dari seorang alumni yang aku juga sudah melupakannya, sungguh ku rasa bahwa hanya sebuah motivasi positif saja bisa mengantarkan murid yang dulu kurang pandai dan sering bersikap kurang sopan diusianya, akhirnya dapat memiliki nasib yang baik. Hal itu salah satunya karena sebuah kata atau ucapan, dan ucapan akan menjadi sebuah do’a. Sungguh luar biasa bahwa sebuah kata motivasi sederhana dapat mengantarkan sebuah kesuksesan, kata-kata baik akan menjadikan murid menjadi baik. Dan akan menjadi sebuah kesadaran dikemudian hari.

Akhirnya, aku mengingat kembali si Rozaq dalam kelas tidak suka diam ditempat duduk, banyak tingkah, suka usilin temannya hingga membuat anak lain menangis terutama anak perempuan. Dan tidak jarang ku mengelus dada saat melihat pola tingkahnya, tapi hati ini bergumam “yaa…namanya anak-anak, ku harus selalu banyak mengingatkan, memotivasi dan mendekatinya, siapa tau aktivitas sederhana ku akan mengantarkan dia sukses nantinya karena kesuksesan bukanlah instan tapi perlu adanya suatu proses.

Alangkah bahagia hati ini menjadi seorang guru melihat peserta didiknya sukses, meskipun hanya melihat lewat foto-foto yang dipostingnya serta pesan pribadinya, akhirnya ku jawab…. “jagalah diri baik-baik disana, berikan motivasi yang baik pula pada orang tercinta dan orang yang ada didekatmu, agar pesan-pesan baik selalu mengalir dan mengantarkan kebaikan pula pada orang lain, salam….rindu guru di masa lalu mu”.