MENGIKHLASKAN YANG HILANG

TANTANGAN MENULIS HARI KE - 14

Penulis : Elida Sustia (Guru SMAN 39 Jakarta)

Sudah hampir tiga bulan bu Epi dan Apri anaknya setiap hari ke kebun untuk membersihkan tanamannya. Rambutan, talas, singkong, pisang dan sayuran adalah tanaman yang ada di kebunnya. Bu Epi sengaja mengisi kebunnya dengan tanamanan yang dibutuhkan terutama untuk dikonsumsi keluarganya dan sebagiannya dijual.

Pisang kepok kuning yang ditaman sekitar setahun yang lalu sekarang sudah mulai berbuah.

Dipandangi terus pohon pisang kapok dengan buah yang banyak. Ma ini pisang tandannya besar kali buahnya banyak, ada empat belas sisir ma, kata Apri anaknya pakai logat melayu Riau. Kalau dijual lumayan ma uangnya banyak. Ya nanti bulan puasa saja kita panen bisa buat kolak untuk buka puasa sebagian lagi kita jual lumayan buat nambah beli beras jawab mamanya.

Hari senin ya ma kita panen tanya Apri kepada bu Epi, ya jawab bu Epi. Betapa gembiranya hati Apri yang akan memanen pisang kepok kuning yang diperkirakan sudah tua dan pas waktunya untuk dipanen.

Tiba saatnya panen pisang, Apri sudah mempersiapkan segala peralatan untuk memanen pisang dan membawa parang yang digunakan untuk menebang pohon pisang dan karung untuk membawa pisang setelah dipanen. Apa yang terjadi tidak sesuai yang diharapkan . Ternyata setelah bu Epi dan Apri sampai di kebunnya dilihat buah pisangnya tidak ada lagi, pohonnya masih berdiri buahnya sudah hilang.

Betapa kecewanya bu Epi dan Apri anaknya, karena sudah ditunggu berbulan bulan dan membayangkan enaknya kolak pisang atau goreng pisang kepok kuning, ternyata buah pisang kapoknya sudah dicuri orang. Namun bu Epi berusaha untuk tidak melihatkan kekecewaannya, ia mendoakan semoga yang mencuri pisangnya betul-betul orang membutuhkan dan bermanfaat untuk dia dan keluarganya. Begitu mulianya hati bu Epi dia tidak marah namun mengikhlaskan atas kehilangan ini, dan ia yakin Allah pasti akan mengganti dengan yang lebih baik.

Bagimana seharusnya kita bersikap kalau ada barang milik kita dicuri atau diambil orang, mari kita lihat hadis Nabi berikut ini:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah lalu ia membaca apa yang telah diperintahkan oleh Allah, INAA LILLAHI WAINNAA ILAIHI RAAJI'UUN ALLAHUMMA`JURNII FII MUSHIIBATI WA AKHLIF LII KHAIRAN MINHAA (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya Allah, berilah kami pahala karena mushibah ini dan tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya), melainkan Allah menukar baginya dengan yang lebih baik."

“Sungguh mengagumkan keadaan orang Mukmin. Sesungguhnya semua urusannya baik, dan karakter itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali orang Mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, dan demikian itu lebih baik baginya. Jika ditimpa kesusahan, dia akan bersabar, dan demikian itu lebih baik baginya.” (HR. Muslim, al Baihaqi dan Ahmad)

Cara paling mujarab untuk mengendalikan hati ketika mendapat musibah adalah kita meyakini bahwa setiap detik musibah, resah, atau sedih yang kita alami, semuanya akan membuahkan pahala, selama kita siap bersabar.

Jakarta, 25 April 2020

#tatangan menulis gurusiana