Siapa yang pernah terpercik bara api ? pastinya tersentak kaget , panik dan berusaha mematikan bara itu dengan cara menghindarinya atau menjauhkannya dari anggota tubuh yang mengenainya. Jangan pernah meremehkan percikannya karena tak bisa seketika hilang begitu saja bahkan bara itu akan menyisakkan tanda akibat percikan yaitu rasa panas. Rasa Inilah yang dirasakan oleh penulis diajang Temu Nasional Guru Penulis (TNGP) yang berlangsung di Jakarta.tanggal 30 november di Balai Kota Pemda DKI Jakarta dan 1 Desember 2019 di Kantor Kemendikbud Senayan Jakarta Selatan.

Walaupun dalam ruangan itu dingin ber AC namun rasa panasnya tak hanya mengena bagian kulit luar tubuh saja namun jleb menembus anggota tubuh bagian dalam yaitu hati. Bagaimana hati tidak panas, diacara itu ada kayu bakar, bahan bakar dan pemantik yang tampil membakar aula pertemuan itu baik di Balai Kota pemda DKI Jakarta maupun di Gedung F lantai 8 Kantor kemdikbud Senayan Jakarta.

Kayu bakarnya adalah lima ratus sebelas penulis, bahan bakarnya adalah semangat mereka, dan pematiknya adalah CEO Media guru, bapak DR.H.M.Ihsan. Ketika itu penulis merasakan panasnya ruangan TNGP karena satu persatu para penggiat literasi dipanggil ke panggung untuk menerima penghargaan. Dan satu persatu para penulis yang bukunya best seller dipanggil juga untuk menebar informasi tentang kiat-kiat bukunya menjadi best seller.

Panas hati merupakan gambaran seseorang yang sedang iri. Menurut agama iri adalah salah satu perbuatan tercela, namun dalam sebuah hadits disebutkan bahwa ada iri yang diperbolehkan yaitu iri kepada orang yang memilki banyak harta namun dengan hartanya orang ini membelanjakannya dalam kebenaran dan iri yang satu lagi adalah iri kepada orang yang diberi ilmu oleh Allah dan menerapkannya serta mengajarkannya. Nah.. inilah suasana hati penulis ketika menyaksikan kawan-kawan penulis yang hadir di panggung itu. Mereka menebar ilmu mengajarkan tips dan trik tentang menulis buku dan pemasarannya sehingga bermanfaat bagi para audiens. Berarti irinya penulis masih dibolehkan ya,.hehe.

Dari paparan para penggiat literasi itu, tak mudah mereka mencapainya. Mereka memulainya dengan cara membuka jalan setapak dan pembuka jalannya adalah melalui sagusabu. Di acara ini mereka memulai kiprahnya menuangkan ide-ide dan diwujudkan dalam bentuk buku, dengan dimentori oleh para editor mediaguru yang handal hingga akhirnya terwujudlah impian semua para peserta sagusabu di seantero nusantara yaitu sebuah buku !.

Disamping ada bara di TNGP, ada juga berkah .Tanda-tanda keberkahan itu merupakan ziyadatul khair yakni bertambahnya kebaikan.. Keberkahan itu yang dirasakan dalam dikeduahari itu adalah mempererat silaturrahim yang selama ini hanya dilakukan dalam dunia maya akhirnya dapat bersemuka didunia nyata, menambah kawan baru, mendapat ilmu dari sharing para penggiat literasi, dan tukar menukar buku alhasil pada hari itu terlihat tanda suka cita, yang dipancarkan dari hormon endhorphine masing-masing.

Hati terpuaskan karena moment ini adalah yang sangat dinanti-nanti penulis. Ketika mengetahui informasi TNGP ini diinfokan di FB Maka penulis ingin sekalli menghadirinya namun ada rasa malu jika tak membawa buku atau minimal membawa covernya. Setelah mencari informasi tentang acara sagusabu di FB Media Guru, ternyata ada sagusabu di Bogor pada bulan oktober dan Jakarta di bulan November. Penulis memutuskan untuk mengikuti sagusabu Bogor 2 walaupun domisili penulis di jakarta. dengan harapan dapat menuntaskan satu buku untuk dibawa ke acara TNGP.

Sebelum acara TNGP ini Media Guru mengumumkan akan menyelenggarakan lomba menulis dengan tema Selamat datang Mas Nadiem dan akan dipilih pemenangnya 74 penulis dari 213 naskah yang dikirim. Dengan memberanikan diri karena masih ada bara dari sagusabu bogor 2 penulis turut serta. Dan, Alhamdulillah tak diduga penulis termasuk salah satu pemenang lomba itu, hadzaa min fadlii robbi. Dan bara itu masih terasa hingga kini…

Biodata Penulis

Ela Rahmah Laelasari, lahir Rangkasbitung, 30 Juni 1967, Guru bimbingan Konseling SMP Islam Assyafi’iyah 04 Kota Bekasi.