Langit Cinta. Tantangan Menulis Hari Ke-10
“Melalui cinta duri menjadi mawar, dan
Melalui cinta cuka menjadi anggur manis.”
(Jalaluddin Rum)
Semua yang hidup mesti memilki cinta. Cinta bersifat universal. Tidak hanya dimanifestasikan kepada manusia namun juga kepada alam. Cinta menurut kamus bahasa Indonesia adalah kasih sayang yang besar sekali. Hal ini dimanifestasikan kepada kekasih. Bukti kebenaran cinta menurut Nabi Muhammad SAW ada pada tiga hal, yaitu: memilih ucapan sang kekasih daripada ucapan orang lain ; memilih duduk bersama sang kekasih daripada bersama orang lain; memilih kerelaan sang kekasih daripada kerelaan orang lain. Bahkan cinta itu adalah adanya rasa terikat dan ingin memilikinya terus dan kalau perlu berkorban untuk mempertahankannya, diantaranya yaitu cinta akan tanah air, negara, dan bangsa.
Biasanya bila seseorang mencintai seseorang berharap balasan. Cinta yang seperti ini adalah bukan cinta yang tulus karena masih mengharapkan imbalan. Menurut Ibnu Athoillah, cinta yang tulus adalah yang mau berkorban untukmu, bukan yang menuntut pengorbanan darimu.
Cinta atau dalam bahasa Arab disebut mahabbah, yaitu kecintaan kepada Allah dengan sepenuh hati, dan diwujudkan dalam ketaatan yang tulus terhadap agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W. Mahabbah adalah buah iman kepada Allah. Tidaklah ada yang patut yang dicintai selain Allah Ta’ala karena Dia lah sang pencipta dan pemberi asal fitrah. Dialah pula yang penyebab kelangsungan, kekalahan, dan keselamatan. Dia yang berbuat baik dalam setiap keadaan dan Dia lah yang bagus dan yang baik dimana setiap keindahan dan kebaikan adalah sebagai pertanda kemurahan-Nya.
Disebutkan dalam kabar – kabar Dawud as, bahwa Allah Ta’ala berfirman : “Ya Dawud sampaikan kepada penghuni bumi-Ku bahwa Aku ini adalah kekasih bagi siapa yang mencintai Aku, teman duduk bagi siapa yang duduk dengan-Ku. Pemilih bagi siapa saja yang memilih-Ku, dan siapa saja yang taat kepada-Ku. Bila seorang hamba mencintai-Ku dan Aku ketahui ini sebagai keyakinan dari hatinya, maka Aku menerimanya bagi diri-Ku dan mencintainya dengan kecintaan yang tidak didahului oleh siapapun dari makhluk-Ku. Barang siapa mencari-Ku dengan kebenaran, ia pun mendapati Aku. Dan siapa mencari selain Aku, iapun tidak menemui Aku.
Dalam kisah lain disbutkan bahwa bila Allah mencintai seorang hamba maka Dia mengujinya, bila ia sabar Allah memilihnya, bila ia rindu maka Allah mengutamakannya. Dikisahkan pula bahwa “Diantara tandanya cinta hamba kepada Allah Azza wajalla ialah mengutamakan apa yang dicintai oleh dirinya dan banyak menyebut hamba-Nya, maka ia pun tidak merasa jemu khalwat dan munajat lebih disukainya daripada menyibukkan diri dengan selain-Nya.
Telah diriwayatkan dari seorang ulama shalaf bahwa Allah Ta’ala mewahyukan kepada seorang shiddiq : “ Aku mempunyai hamba-hamba-Ku yang mereka itu mencintai-Ku dan Aku mencintai mereka. Mereka itu rindu kepada-Ku dan Aku rindu kepada mereka, mereka melihat kepada-Ku dan Aku melihat kepada mereka. Bila engkau ikut jalan mereka , Akupun mencintaimu, dan bila berpaling dari mereka Akupun mencintaimu. Allah berkata bahwa “ Sesungguhnya orang-orang yang rindu kepada-Ku, niscaya Aku bersihkan mereka dari kekeruhan Aku peringatkan mereka dan Aku buat celah didalam hati mereka darimana mereka memandang kepada-Ku. Sungguh dengan hati-hati Aku bawa mereka dengan tangan-Ku, lalu Aku meletakkannya diatas langit-Ku dan Aku panggil malaikat-malaikat-Ku yang cerdas. Bila mereka berkumpul merekapun sujud kepada-Ku. Maka Aku katakan :”Aku tidak memanggil kalian agar kalian sujud kepada-Ku namun akau panggil kalian untuk menunjukkan kepada kalian hati orang-orang yang rindu kepada-Ku. Mereka hatinya bersinar dilangit-Ku kepada para malaikat-Ku sebagaimana matahari bersinar kepada penduduk bumi”
Dari sekian banyak para pecinta sejati, adalah seorang wanita bernama Rabi’ah Al’Adawiyah. Ia mencintai Allah tanpa pamrih. Ia tak mengharapkan surga bahkan tak pula mengharap selamat dari neraka. Ia pun tak mengharapkan upah materi dunia dan ukhrowi atas amalan-amalannya.
Cinta Rabi’ah adalah cinta tingkatan para sufi atau orang-orang khsusus. Lalu apa cinta bagi seorang awam ?. Mahabbah baru muncul sebatas ketika menerima kenikmatan, keagungan, dan keindahan ciptaan-Nya. Besar kecil cintanya tergantung besar kecilnya kebaikan Allah yang diterimanya.
Cinta dan kerinduan adalah dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Sesungguhnya apabila sorang pencinta telah sampai kepada jenjang “kerinduan” (as-syauq), maka kerinduannya akan semakin menguat hingga menjadi kasmaran dan intrance (mabuk cinta). Sebagaimana syair dari Rumi, “Melalui cinta duri menjadi mawar, dan Melalui cinta cuka menjadi anggur manis.”.
Kecintaan kepada Allah itu merupakan dasar segala amal ibadah dan peri kehidupan setiap muslim juga merupakan ciri seorang mukmin. Kecintaan pada Allah mestilah diwujudkan dalam sikap hidup yang lebih mencintai Allah dan Rasulnya dari apapun selain-Nya. Nabi memerintahan kepada ummatnya agar cintailah Allah karena Dia telah memberikan kenikmatan untuk ummatnya dan nabi juga menyuruh ummatnya mencintai beliau dan kelurganya karena cinta Allah kepadanya.
Selama ini sebagai orang awam, telah salah mabuk cinta, bukan mabuk cinta kepada-Nya, namun mabuk cinta kepada makhluk ciptaannya. Teringat pada sepenggal lirik lagu yang berbunyi “ku mencintaimu lebih dari apapun” lirik itu ditujukan kepada seorang kekasih (manusai) perlahan semoga lirik itu diperuntukkan bagi sang Maha Pencipta karena berharap cintaku bersinar di langit-Mu.
Wallahu’alam bisshowaab.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow, paparan tentang cinta yang keren Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Terimakasih bu Vivi, berkah jg untuk bu vivi
mantap
Terimakasih bu Har. Salam kenal
mantap
Keyen.....
Terimakasih Pak Yossar
Luar biasahhh bu dosen
Suwun jeng