“sesungguhnya Allah, para malaikat, seluruh penduduk langit dan bumi, bahkan hingga semut-semut didalam lubangnya senantiasa bershalawat kepada para pengajar kebaikan ditengah manusia. (HR. Tirmidzi)

Hadits diatas menggambarkan betapa peran seorang pengajar atau guru (mengajarkan kebaikan ) tergolong orang yang mendapat keistimewaan. Guru adalah sebuah profesi yang menjadi pelopor kemajuan sebuah bangsa . Sebagai change agent Di gugu dan ditiru baik ucapan dan perilakunya. Namun guru juga adalah manusia yang memiliki dua sisi seperti profesi lainnya juga. Yaitu sisi realitas dan idealitas.

Orang yang memilih profesi ini berarti orang yang memiliki militansi kokoh . mengapa demikian ? karena selain memiliki fisik yang kuat, ia harulah cerdas tidak hanya secara intelektual namun juga cerdas secara spiritual, emosional dan sosial.

Dalam Peringatan Hari Guru Nasional pada tahun 2019 ini, marilah para guru berintrospeksi apakah keberadannya sudah sesuai dengan ucapan Ki Hajar Dewantara, Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mbangun karso, Tut wurihandayani yaitu seorang guru yang memberi keteladanan, menggugah semangat, dan memberikan dorongan moral atau semangat kepada para murid-muridnya.

Ada 3 istilah guru yang sering terdengar dimasyarakat yaitu; guru nyasar, guru bayar, guru sadar.

1. Guru nyasar adalah seseorang yang menjadi guru dengan cara terpaksa . yaitu ia tidak mampu mengarungi karir pekerjaan lain kecuali menjadi guru. Dengan kata lain, daripada menganggur. Bilamana ini terjadi pada anda, hal ini akan membahayakan. Mengapa karena dari tangan jenis guru ini akan menghasilkan murid-murid yang phobia dengan pembelajaran. Jadi apapun materi pelajaran yang diajarkan akan menjadi hal yang menjenuhkan, menakutkan, juga menyebalkan.

Menurut Ukim dan Aris, guru jenis ini memiliki perilaku M 3 B yaitu, Mengeluh, Menunda, Menyalahkan, dan Banyak Alasan. Mereka ini memiliki hobi mengeluh atas apapun, misalnya mengeluh terhadap perubahan kurikulum ataupun tugas-tugas yang diberikan. Guru jenis ini adalah guru yang anti tehadap hal-hal yang baru terkait pengayaan atas kompetensi dirinya.

2. Guru Bayar adalah guru yang terpaksa menjadi guru. Sebetulnya hamper mirip dengan guru nyasar, bedanya guru jenis ini memilki kompetensi yang ia andalkan. Maka dengan itu ia memiliki daya tawar terkait dengan aktfitasnya.. jadi guru jenis ini memperhitungkan signifikan pekerjaan dengan finansial yang didapatkan.semua hal diukur dengan finansial yang diterima. Akhirnya layanan yang diberikan kepada siswa merupakan layanan transaksional. Guru jenis ini memiliki kemungkinan meninggalkan Lembaga yang menjadi tempat berkiprahanya karena urusan “perut”.

3. Guru Sadar guru yang sebenar-benarnya guru. Seluruh aktifitasnya merupakan sebuah panggilan jiwa. Energik dan sepenuh hati melayani murid dengan cinta. Memilki kompetensi dan motivasi yang seimbang. Tak mengherankan jika ia senantiasa bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu sebagai bekal menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan kata lain guru sadar adalah guru bahagia. Guru bahagia sering disebut-sebut dengan istilah Endhorphine Teacher. Endhorphine Teacher adalah guru yang memiliki kompetensi dasar. Yakni guru yang memiliki kompetensi yang dahsyat sekaligus memikat.

Dari ketiga jenis itu anda sudah dapat mengetahui jenis yang mana yang anda alami saat ini

Dari paparan diatas perlu disadari bahwa profesi guru menghendaki kesungguhan, baik lahir maupun batin. Kesungguh-sungguhan itu berwujud kesediaan dalam berproses untuk “menjadi guru” yang dalam operasionalnya adalah dimaknai sebagai kesediaan untuk belajar sepanjang usia pengabdian , sampai liang lahat.

Wallahu ‘alam bishowaab.