Part 2

Setelah mendapatkan gelar sebagai sero (berang-berang) dan jurig lauk (hantu ikan), aku tak pernah kapok selalu mengkonsumsi ikan. Sudah kadung suka tak bisa tergantikan, kapan pun di mana pun pasti favoritku jika liburan dan makan-makan tetap melahap ikan. Mulai ikan ½ matang, ¾ matang, orisinal matang, cenderung kering, hampir gosong semuanya tetap kusuka. Merasa yakin bangkai pun halal kumakan jika itu jenis ikan.

Ikan darat atau ikan laut semuanya tak terkecuali aku konsumsi. Mulai dari ikan teri, tuna, cakalang, kakap, tongkol, makarel, baronang, tenggiri, belanak, kembung. Wah… tak terhitung saking banyaknya jenis ikan. Paling sering dijumpai adalah ikan darat yang dibudidayakan di kolam. Ada ikan mujair, ikan mas, lele, nila, dan ikan gurame, yang super gurih tak tertandingi. Bahkan Bibiku dari Ciamis selalu membawa oleh-oleh ikan gurame jika mengunjungiku.

HP berbunyi untuk kesakian kalinya, ternyata sms dari ibu mertuaku, beliau mengutarakan bahwa kepala ikan sudah disiapkan untuk menyambut kedatanganku. Hm… terbayang masakkan ibu mertuaku memang mantul, ikan mas pesmol fresh. Duh! kepala ikan menari-nari dalam benakku seolah ingin disantap. Sehubungan kuliahku ganti waktu, maka aku telat dari perkiraan datang ke rumah mertuaku. Tapi yakin ikan pastinya sudah disiapkan untukku. Toh kalau sudah dingin dipanaskan lagi pasti bumbunya lebih meresap. Begitu sampai di rumah mertua, aku segera salam dan mencuci tangan. Bersiap menyantap pesmol ikan nila atau ikan mas ya? Namun begitu aku mengambil piring, siap-siap mencentong nasi, tiba-tiba ibu mertuaku berucap dengan nada minta maaf, “Aduh Neng, punten ya… karena lama ngga datang takutnya kurang enak, kemarin kepala ikan ibu kasihkan pada kucing”. glek.. glek.. glek… gelarku bertambah lagi 1, mirip cat. "Ikan tak tergantikan oleh daging Bu… ". (dalam hati)

#TantanganGurusiana_hari ke-49

Oleh. Ela Komala